Langsung ke konten utama

Antara Berkebun dan Dunia Literasi

Komunitas Mamah Gajah Ngeblog membuat tantangan ngeblog lagi di bulan Oktober 2021 ini. Tantangan Blogging  Mamah Gajah Ngeblog kali ini tulisannya bertema Komunitas yang aku cintai. 

Ngomong-ngomong tentang komunitas, ada berapa sih komunitas yang diikuti ? 
Saya langsung buka whatsapp. 

Yah benar, satu aplikasi inilah yang saat ini menemani kita sehari-hari untuk kontak dengan teman, saudara, kenalan, atau siapa saja. Orang-orang yang kita kenal dan punya latar belakang yang sama, atau peminatan yang sama, akan berkumpul dalam suatu grup Whatsapp.
Itu sebabnya untuk menjawab tantangan menulis blog kali ini, saya tinggal buka Whatsapp dan mulai menghitung grup yang ada. 

Terakhir kali saya menghitung jumlah group whatsapp, ada 35 grup. Waktu itu, saya merasa grup yang saya ikuti sudah terlalu banyak sehingga kepikiran untuk mengurangi grup yang kurang efektif untuk saya ikuti. 

Namun malam ini, saya menghitung lagi dan ternyata ada 49 grup Whatsapp !!
Wow !
Banyak banget ya.. 🤔
Tapi kok gak bisa ya untuk menguranginya lagi ? 

Baiklah. Mari kita list semuanya. 

1. Grup alumni dari SD sampai kuliah, dan ketambahan grup alumni ada 14 grup. 
2. Grup di lingkungan rumah ada 6 grup, termasuk grup se-RT, PKK, ibu-ibu sekompleks.
3. Grup kerja dan bisnis ada 5 grup.
4. Grup keluarga ada 4 grup.
5. Grup pengajian ada 2
6. Grup tanaman ada 3, budidaya anggrek, hidroponik dan ecoprint. 
7. Grup sosial dan budaya ada 5 termasuk Jogja Museum Lovers.
8. Grup yoga ada 2
9. Grup single mom ada 3 berdasarkan jenis pelatihan yang diadakan (menulis, Canva, dan public speaking
10. Grup menulis ada 6 termasuk grup Mamah Gajah Ngeblog. 

Hmmm ini sekalian review jadinya. Grup mana yang sudah bisa ditinggalkan ? 

                      🌹🌹🌹

Dari sekian banyaknya grup Whatsapp, ada Saya sebagai admin dan ada (lebih banyak) Saya hanya merupakan partisipan. Grup yang saya ikuti dan sebagai partisipan, biasanya saya cuma jadi silent reader. Lalu, setelah seminggu atau kalau sudah kebanyakan obrolan, saya harus luangkan waktu untuk clear chat. 

Grup komunitas yang sedang aktif-aktifnya saat ini adalah : 
1. Pengajian Raudhah yang kemudian pindah ke Telegram karena kebanyakan anggota. Di grup ini, kami belajar untuk bisa menterjemahkan Al Quran. Prosesnya bertahap dan ada pemantauan. 
2. Hidroponik, karena baru pekan lalu saya ikuti pelatihan nya dari ibu Ani (Bi ITB 82). Dan grup ini adalah sarana komunikasi untuk tanya jawab dan pemantauan proses hidroponik itu. 
3. Komunitas menulis seperti MGN, Duta Literasi, dan Kelas Buku mbak Deka (ada 2 grup).

Kembali bertanya, komunitas mana yang saya cintai ? 
Ternyata tidak mudah menjawabnya. Untuk memilih salah satu, kayaknya sulit ya.  

Untuk saat ini, karena peminatan saya sedang di dunia literasi dan berkebun, Saya akan menjawab bahwa komunitas literasi dan berkebunlah yang saya sukai. 

Dalam kedua komunitas tersebut, saya mendapat ilmu yang luar biasa. Saling menyemangati antar anggota komunitas untuk bisa produktif.
Dalam komunitas berkebun dengan hidroponik, masing-masing anggota menyampaikan kemajuan berhidroponik yang bisa menyemangati anggota lainnya. Hasil hidroponik yang baik sungguh sangat dinanti-nanti agar bisa dinikmati untuk penghematan uang belanja atau malah untuk menambah penghasilan. 
Sebelum ini, saya berkebun dengan media tanah. Dengan cara seperti ini, saya harus rajin menyirami tanaman pagi dan sore. Kemudian, saya harus cek secara berkala akan kebutuhan pupuk dan perhatian lebih jika terkena hama. Sementara dengan hidroponik, saya belajar bagaimana pemberian air dan pupuk tidak harus setiap hari. Sudah banyak yang mencoba cara hidroponik dan menghasilkan hasil tanam yang memuaskan dan bisa menambah penghasilan. Cara yang diajarkan ibu Ani ini adalah hidroponik sederhana, sehingga hanya membutuhkan modal yang murah. 

Sementara di komunitas literasi, Saya suka karena saling dukung untuk tetap rajin menulis, rajin membaca untuk menambah referensi dan wawasan, serta saling mengajari untuk teknik penulisan. Saling dukung untuk bisa menghasilkan buku adalah sebuah semangat yang luar biasa. Semua itu adalah harapan yang menjadikan kita menjadi seorang penulis. Dan kemudian, menulis bisa dijadikan mata pencaharian. 

Selain kegiatan menulis yang sangat menyemangati itu, sebenarnya, PR besar bagi saya untuk bisa rajin membaca. Ada setumpuk buku yang harus saya selesaikan bacaannya. 

Bukan maksud cari alasan, tapi mata ini tidak bisa diajak kerja sama dalam waktu lama. Baru 2-3 halaman membaca, mata sudah terasa ngantuk berat dan seringkali tertidur tanpa sadar. Jadi tidak pernah selesai-selesai membacanya. Sementara, semakin hari semakin bermunculan buku-buku bagus yang bikin hati jatuh cinta untuk membacanya. 

Mungkin saya memerlukan komunitas membaca agar bisa terpacu untuk bisa menyelesaikan bacaan yang tertunda. 

Komentar

  1. Wah, betul juga ya. Biar semangat bercocok tanam dan juga nggak ngawur banget dapat ilmunya bisa gabung komununitas. Saya baru mulai tanam-tanam nih teh di lahan yang cuma segaris di depan rumah, akhir-akhir ini kebingungan karena tanaman tumbuhnya "kuntet" tapi nggak tahu harus tanya siapa,hahaha. Mau coba cari komunitas ah. Terima kasih insight-nya teh!

    BalasHapus
  2. teh sari ya ampun banyaknya wag he3 ...
    seru ya teh jadi banyak teman

    salam semangat ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bulan ini tambah group kelas menulis ini Wi...
      😁

      Hapus
  3. Wah kalah angka grup WA saya sama Mbak Sari. Tapi memang seru ya Mbak, punya banyak jaringan dimana-mana. Nambah ilmu, nambah teman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Shan, tambah temen, tambah bersilaturahminya
      😁

      Hapus
  4. Teh Sari, rajin banget. Aku lagi suka nanam-nanam sayuran juga, kayanya tahun depan mau coba deh ikutan komunitas hehe.

    Tetap semangat ya Teh

    BalasHapus
  5. sebagai yang ngaku suka mulis, pr aku juga sama nih urusan membaca. tapi sekarang aku menyiasati kalau ada versi audionya bukunya aku dengerin. lumayan sih tinggal demger dan mata bisa merem hehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya tuh. Keuntungannya jaman sekarang, terfasilitasi dengan teknologi.

      Hapus
  6. Hebat teh Sari bisa tanam-menanam. Aku mah mati mulu kalau mau coba memelihara pohon-pohonan :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman yang Membawa Hikmah

Perjalanan hidup setiap orang tentunya tidak sama. Namun yang pasti, setiap orang akan ada ujiannya masing-masing yang akan membawa takdir hidupnya masing-masing. Ujian hidup itu merupakan tantangan untuk ditaklukkan dan pastinya memberi pengalaman batin dan menjadi moment pendewasaan. Seperti halnya tema ngeblog yang ditetapkan MGN untuk Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog untuk bulan September 2023 ini yang bertemakan Pengalaman Menghadapi Tantangan Hidup Terbesar. Tantangan ngeblog kali ini benar-benar tantangan bagiku. Sungguh sulit untuk memulainya. Beberapa kali telah siap menghadap layar iPad dan jemari sudah siap mengetikkan kata-kata, tapi bingung mau mulai dari mana. Dari serangkaian peristiwa yang kualami, sejenak sulit untuk memilih mana yang merupakan Tantangan Hidup Terbesar sesuai tema yang ditetapkan. Berulang kali juga merasakan sesak di dada ketika mengingat kembali masa-masa sulit itu. Namun akhirnya aku menyimpulkan satu hal yang menjadi

Jelajah Dunia Kopi

Oktober datang, musim pun berganti menjelang. Angin berbisik lebih dingin, Menarik awan menggumpal tebal, Sebentar saja hujan pun tumpah, Gerimis hingga menderas, Nyamannya meringkuk dengan secangkir kopi panas. Awal bulan Oktober, grup MGN bukan hanya mengumumkan hasil tantangan bulan September, tetapi juga menyampaikan kabar tantangan bulan Oktober. Wah, kok tepat dengan suasana hujan dan ngopi sore ini. MGN menetapkan Tantangan Ngeblog Mamah Gajah Ngeblog bulan Oktober dengan tema Mamah dan Kopi. Hmm… mataku langsung melirik pada cangkir kopi di meja. Pikiran pun mengembara ke berbagai pengalaman tentang kopi yang pernah kucicipi.  Masa SMA adalah awal aku mencicipi kopi dan menjadi teman mengerjakan tugas sampai tengah malam. Namun suatu hari, ibuku melihatku minum kopi dan berkomentar bahwa lebih baik minum coklat panas daripada kopi. Hal itu karena coklat bisa menguatkan jantung, sedangkan kopi membuat jantung tidak sehat. Saat itu belum ada Google untuk mencari tah

Kreatif dengan Memanfaatkan Apa yang Ada di Sekitar

Hidup ini memang harus kita jalani apapun yang terjadi. Tidak mungkin kan, hidup harus di hentikan sesaat hanya karena apa yang harus kita jalani menemui kebuntuan. Selagi hidup masih berlangsung, kita masih perlu makan, minum, mandi, dan lain-lain. Setidaknya, kita masih perlu akan kebutuhan dasar. Oleh karena itulah, kita harus kreatif untuk mencari jawaban atas kebuntuan yang bisa jadi kita temui dalam hidup.  Kalau kita mengikuti kegiatan pramuka, tentu kita diajarkan tentang bertahan hidup dengan peralatan yang minim. Belajar hidup sederhana dan bisa memanfaatkan apa yang ada di sekitar. Dari situ, seorang pramuka akan siap menghadapi kondisi hidup sulit sekalipun.  Namun ternyata, kondisi tersebut pun dialami oleh anak-anak yang tinggal di pondok pesantren. Anak saya yang kedua telah memilih untuk melanjutkan sekolah tahap SMP nya di Pondok Pesantren Assalam Solo. Betapa suatu pilihan yang sulit bagi saya waktu itu, karena, dengan begitu, saya tidak lagi melihatnya bangun pagi da