Menulis Lagi

Gabung dengan berbagai komunitas itu membuat kita terlibat dengan banyak ragam aktifitas dan  memunculkan ide untuk aktifitas positif baru. 

Salah satu komunitas yang kuikuti di facebook ialah ITB Motherhood, suatu group mamah-mamah alumni Institut Gajah di Bandung. Tidak terlalu aktif di dalam group tersebut, tapi kalau ada konten menarik bisa jadi akan urun komentar atau benar-benar akan terlibat di dalamnya. 

Suatu malam, menjelang istirahat kusempatkan buka hp dan sesaat berhenti di suatu postingan tentang menulis di blog. Hmmmm menarik. 

Ku buka blog ku ini.. ah , ternyata sudah sangat lama tak menulis disini meski kegiatan menulis masih saja berlanjut, tapi menulis di media lain. 

Ku pikir, ini aktifitas yang bagus untuk menantang diri ku sendiri untuk disiplin menulis, dan juga melatih kemampuan ku dalam hal menulis. 

Kalau kuingat mengapa dulu ingin punya blog adalah ingin punya tempat untuk curhat. Semacam diary pribadi yang biasanya menjadi rahasia pribadi. 

Sempat beberapa tulisan curhat mampir, tapi tak sanggup untuk diteruskan. Karena baper hati ini membuat alur tulisan menjadi kacau. Sehingga blog ini beku.

Waktu berlalu, tulisan-tulisan kecil mampir di sticky notes saja, hingga di tahun 2020 awal ku sambut ajakan kakak sepupu untuk menjadi salah satu penulis dalam antologi. Bersama Yara Goen dkk, terbitlah antologi pertama ku di bulan Januari 2020, Aku dan Hijab Pertamaku. Sebuah antologi yang bercerita tentang pengalaman pertama ketika memutuskan berhijab. Setiap muslimah tentunya punya kisahnya sendiri dan semoga antologi itu bisa memberi pencerahan dan penyemangat para muslimah yang berniat menjalankan perintah Allah untuk berhijab. 

Bulan Februari 2020 pun kami menghasilkan antologi berikutnya. Kapan ke Jogja Lagi ? Antologi ini sebenarnya tercetus idenya dari rasa kangen kakak sepupu pada Kota Gudeg itu. Namun tentunya setiap orang punya kenangan masing-masing dengan Kota Jogja sehingga cerita mengalir begitu saja berdasarkan rasa rindu pada suasana Jogja. Ada kisah nyata yang dituang ke dalam tulisan, ada juga yang fiksi. 

Agustus pun memberi ide sebuah antologi yang kemudian terbit bertepatan dengan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75. Jiwa Merdeka terbit dengan memberi semangat merah putih. Merdeka di berbagai aspek termasuk merdeka dari ikatan yang tidak sehat hingga merdeka secara finansial. 

Memasuki tahun 2021, semangat menulis semakin menjadi tentunya. Mendadak ada banyak topik yang muncul di benakku dan ingin ku tulis. 

Mestakung. Semesta mendukung, katanya. Pagi di 7 Februari, ku kerahui komunitas mamah Gajah itu menyampaikan sebuah tantangan. Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog .

Tantangan itu membuat ku harus mencairkan kebekuan blog ku ini. Apalagi ada saling Blogwalking dan komentar dengan sesama mamah Gajah yang tergabung dalam komunitas ini.  Hmm well ok. 

Ini sungguh menyemangati tentunya. Jika setahun lalu aku bisa mencipta tulisan hingga terwujud 3 buah antologi, tentunya aku bisa ikuti tantangan ini. Meski nantinya, blog ini menjadi tidak privacy lagi ya... Hahahaha... 

Tak mengapa. 

Pintu gerbang harus kubuka lagi. Sudah saatnya persilakan teman untuk datang berkunjung, saling bersilaturahmi. Bukankah saling bersilaturahmi adalah memperpanjang usia dan memperbanyak/memperluas rejeki ? 

Aamiin. 

Manusia berusaha, Allah yang tentukan, bukan ? 

Semoga , dengan aktifitas bersama komunitas blogging mamah Gajah ini, membantu ku untuk lebih produktif menulis, memberi pengaruh baik kepada lingkungan sekitar ku, dan menjejakkan goresan sejarah diri dalam bentuk tulisan. 

Semangat 👍👍👍