Kita sering mendengar kisah cinta yang muncul karena kegiatan KKN. Ya, KKN. Kuliah Kerja Nyata yang menjadi mata kuliah wajib untuk mahasiswa. Kisah-kisah cinta karena KKN tidak hanya dalam fiksi, tetapi ada yang benar-benar terjadi. Bertemunya sekelompok mahasiswa dalam kegiatan bersama selama sebulan penuh di sebuah desa membuat mereka saling berinteraksi dan saling kenal satu sama lain. Tidaklah heran jika terjadi cinta lokasi selama dan sesudah KKN, bahkan ada yang berlanjut hingga ke jenjang pernikahan.
Sebuah pengalaman si anak bungsu yang baru saja pulang dari KKN mengilhami saya untuk menuliskan kisahnya untuk Tantangan Ngeblog Mamah Gajah Ngeblog bulan Agustus 2022 ini. Ini bukan kisah anakku tapi kisah temannya. Anakku sendiri tak berminat bahkan menghindari cinta lokasi di KKN. Hal itu karena peserta KKN adalah teman seangkatan. Itu berarti mereka berada di usia yang sama. Sementara anakku telah menetapkan diri bahwa jodohnya harus 5 tahun lebih tua setidaknya.
Haha… sebenarnya itu pun karena nasihat saya dalam memilih pasangan kelak.
Namanya anak bungsu, bisa dimengerti kalau manja dan lengket dengan mamanya. Karena sudah terbiasa selalu cerita setiap menghadapi peristiwa, ia berkisah tentang keberangkatannya ke sebuah desa di Jawa Timur. Ceritanya tentang KKN pun bukan hanya untuk kepentingan ijin. Sejak keberangkatannya dari kampus dengan menggunakan bis kampus, boneka yang ia bawa sempat ketinggalan di bis, dan tiba di penginapan pun ia ceritakan melalui chat whatsapp. Alhamdulillah, ia tidak membiarkan mamanya ini merasa khawatir.
Sesuai komitmennya, ia pun fokus dengan pelaksanaan KKN-nya. Berbagai peristiwa ia unggah di instagramnya pun sebagai laporan kegiatan harian ke pihak kampus. Namun, cerita tentang kisah cinta yang terjadi di sana baru ia ceritakan setelah pulang dari KKN.
Dia bersyukur tiga mahasiswa yang ada dalam kelompoknya sudah memiliki pacar masing-masing. Dengan begitu, dia merasa aman dari kemungkinan cinlok itu. Namun, satu dari teman mahasiswi dari jurusan F, sebut saja namanya Gadis, ternyata memang berniat mencari jodoh melalui kegiatan KKN itu. Seorang mahasiswa dari Fakultas K menjadi incarannya. Usahanya untuk pendekatan sangat terlihat dengan jelas. Di awal KKN, Gadis mencari tahu melalui dua rekan mahasiswi lain yang kebetulan ada dalam satu kelompok mereka.
“Dia, orangnya seperti apa?” tanya Gadis penasaran
“Wah, saya enggak tahu. Selama kuliah, kita jarang ngobrol sama dia. Malah baru kenal sekarang. Apalagi kita hanya satu semester kuliah offline, lalu terjeda pandemi selama 5 semester,” jelas salah satu mahasiswi itu.
Sang mahasiswa itu, akhirnya, diketahui telah mempunyai kekasih. Di saat-saat tertentu kedapatan sedang telfon dengan kekasihnya.
Dengan berjalannya waktu, akhirnya Gadis menyerah untuk mendekati mahasiswa itu. Namun usaha tidak berhenti sampai di situ. Niatnya mencari jodoh memang kuat. Incaran berikutnya adalah mahasiswa dari Fakultas E. Sebut saja namanya Pria. Jebolan pondok pesantren yang alim dan selalu bersikap sopan dengan cewek. Hmm, nampaknya sangat idaman untuk dijadikan calon jodoh.
Fokus Gadis memang benar-benar cari jodoh sehingga ia tidak sungguh-sungguh mengerjakan tugas-tugasnya selama KKN. Hal itu sudah mengundang rasa kesal teman-teman sekelompok. Tugas Gadis pun sudah sangat mudah sebenarnya. Dia bertugas sebagai fotografer untuk kegiatan yang tengah berlangsung. Dengan alasan kamera gawainya tidak bagus, ia pun beralasan agar bisa menggunakan gawai Pria untuk mendokumentasikan kegiatan.
Demi kelancaran kegiatan yang harus berlangsung, Pria mengijinkan gawainya digunakan. Namun ada saat Gadis kedapatan sedang membuka notifikasi chat di gawai Pria. Pria yang sedang berdiri di belakangnya langsung mengambil paksa gawainya.
Ah, sayang sekali. Peristiwa itu seharusnya tidak perlu terjadi. Usaha pedekate itu menjadi buyar dengan menciptakan citra buruk dirinya sendiri. Namun usahanya tidak berarti surut begitu saja karena peristiwa itu. Gadis masih selalu mencari kesempatan untuk bisa berdua dengan Pria.
Suatu hari, Pria akan pergi ke Koperasi Desa untuk mengajukan perijinan kerja sama kegiatan. Pria sudah duduk di atas motor sambil menunggu Citra, seorang mahasiswi Fakultas E. Citra masih bersiap dan mengenakan sepatu di depan kamar kost. Namun tiba-tiba Gadis berlalu lewat di depan Citra dan langsung menuju motor yang diduduki Pria.
Pria nampak terkejut dan berkata, “Saya sudah sama Citra.”
“Oh? Sama Citra?” ujar Gadis terkejut. Ia tak menyangka Pria yang jebolan pesantren ternyata jadian dengan Citra yang seorang Katolik. (Komentar anakku : wah, kok Pria malah memilih yang beda server, ini! , dan saya tidak bisa menahan tawa mendengar anakku berkomentar seperti itu. )
“Iya. Saya dan Citra mau ke Koperasi,” jawab Pria tanpa merasa bersalah sedikit pun.
Citra menyaksikan semua itu dan diam-diam tertawa yang ditahan.
Kisah itu pun menjadi bahan diskusi kami selanjutnya.
Sebenarnya apa sih yang disebut cinta lokasi? Cinta yang terjadi tanpa sengaja di sebuah lokasi yang melibatkan aktivitas bersama dalam durasi waktu yang lama. Iya, kan?
Sementara yang dilakukan Gadis itu bukan cinta lokasi, tapi berburu cinta dengan memaksakan keadaan. Akibatnya malah jadi malu yang didapat. Ya, kalaupun mau menciptakan cinta lokasi, yang elegan dong! Kayak gak punya harga diri saja. 😒
Apa anak sekarang tidak perduli dengan harga diri?
Semoga anak-anak Mama enggak seperti itu, ya!
Lagi pula, apa harus seperti itu usaha untuk mencari pacar? Tidak bisa dapat si A, coba si B, dan seterusnya. Apakah tidak ada sedikit peranan rasa cinta terhadap si doi? Bukankah kita ini manusia yang bukan hanya punya nafsu, tapi juga punya rasa, dan akal budi?
Semoga anak-anak Mama mendapat jodohnya masing-masing yang baik-baik, yang sholeh, yang bertanggung jawab, beriman, dan berkelas. Aamiin. 🤗
Tentang KKN ini, jadi ingat ketika masa perkuliahan dulu. Memang tidak semua Perguruan Tinggi mewajibkan mahasiswanya untuk mengikuti KKN. Seperti di ITB, KKN yang memiliki beban 2 sks itu ternyata bisa disetarakan dengan mata kuliah pilihan. Dengan begitu, hampir semua mahasiswa ITB yang saya tahu mengalihkan KKN dengan mata kuliah pilihan yang diminati. Sempat mendaftar untuk mengikuti KKN, tetapi dosen wali meminta saya untuk langsung sidang saja. Hal itu karena jumlah sks yang saya ambil sudah mencukupi.
Nah, apakah Mamah-mamah Gajah ada yang sempat mengikuti KKN atau diganti dengan mata kuliah pilihan? Atau bagaimana dengan kebijakan kampus sekarang? Apakah masih ada KKN untuk jurusan-jurusan tertentu (karena untuk jurusan teknik adanya Kuliah Praktik (KP))?
Waduuh nak Gadiss (udah boleh panggil nak nih hihih).. jangan terburu-buru. Nikmati saja pelajaranmu dan banyak berdoa, ntar dikasih jodoh dari surga hihihi.
BalasHapusMenarik banget nih teh ceritanya, jadi bisa ngintip perjuangan cinta anak-anak jaman sekarang. Ternyata memang kalau soal cinta bikin agak bloon ya, mau jaman apa juga.
Aku dulu rasanya nggak ada disuruh KKN, adanya KP doang. Cerita kisah cinlok di KKN ini agak aneh ya, ngapain gitu nyarinya short term. Eh tapi di cerita di atas, Christine dan Pria bukan jadian kan ya, tapi ceritanya mereka mau pergi bareng doang ? Aduh tapi jadi khawatir kalau remaja seperti Gadis ketemu lelaki yang juga sama-sama nyari cinlok dan sesaat doang, bisa -bisa selesai KKN si Gadis merana pas diputusin karena KKN selesai.
BalasHapusPertama-tama, salut dengan putri bungsu Mba Sari, fokus dan semangat menjalani KKN sesuai dengan tujuan awal dan prosedur. Semoga ananda dapat meraih cita-cita yang diimpikannya dan memperoleh jodoh yang terbaik dari sisiNya.
BalasHapus***
Kedua, ya ampuuun gemes amat sama si Gadis wkwkwkwkwk, kalau di dalam kelompok ada yang seperti Gadis, bikin kesel saja ya ahahaha. Tidak menjalankan tugasnya dengan optimal, dan tentunya cukup mengganggu nanya-nanya tentang kepribadian seseorang, wkwkwk. Namun, patut diacungi jempol nih kegigihannya ahaha, terniat yah Bund.
Lucu baca kisah Gadis ini wkwkwkwk.
***
Dulu pas kuliah saya ga ada acara KKN, Mba, dapetnya KuLap saja. Btw inget KKN, saya langsung ingetnya film horor "KKN di Desa Penari" itu Mba Sari.. ehehehe.
Sekarang kayaknya emang cewek2 udah banyak yg berani pdkt duluan, cm masalahnya jgn sampai menelantarkan kewajiban dan harus "main cantik" yaa 😀
BalasHapusKKN dulu aku di perusahaan yang lama banget berdiri. Isinya bapak-bapak berkeluarga semuanya, hihi. Ngga ada yang muda :)) ada paling macam OB
BalasHapusSaya juga ga punya pengalaman soal KKN nih mba, karna di plano dulu gak ada KKN, adanya KP. Tapi dari cerita kakak dan adik saya yang kuliah di unpad dan sempat merasakan KKN, memang kayanya pasti ada aja ya cerita cinlok. Bahkan yang putus gara-gara cinlok di KKN juga banyak. Hehe..
BalasHapusAamiin.. Semoga anak-anak kita nanti dapat jodoh yang sholeh/sholehah, yang bertanggung jawab, setia, dan yang tulus sayang sama anak-anak kita ya mba..
Wah teman aku di univ sebelah juga kisah cintanya lewat kkn hehe.. pas baca jadi inget kisahnya dia pas kkn nya 🤠Alhamdulillah kalo temenku berlanjut sampai nikah skr mah hehe
BalasHapusSalut juga sama niat cari pacarnya yang sekenceng itu. Tapi biasanya yang model gini, kadang bisa cepat dapat juga sih. Cuma ya memang belum tentu jaminan mendapatkan orang yang tepat ya.
BalasHapusMemang orang tua perlu banyak-banyak mendoakan semoga anak-anaknya mendapatkan jodoh yang tepat ya Mbak. Jodoh yang bisa diajak menjalani pernikahan sebagai ibadah bersama.