Langsung ke konten utama

Shopping Time.


Waktu berlalu dengan cepat. Tahu-tahu sudah masuk bulan September. Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan September pun sudah diumumkan. Tema kali ini adalah tentang Mamah dan Dunia Belanja. 
Dunia belanja pastinya akan sangat erat hubungannya dengan para ibu, meskipun aktivitas belanja tidak melulu harus seorang ibu. Bapak-bapak, para remaja, kakek, nenek dan anak-anak juga mempunyai masa untuk belanja keperluannya masing-masing. Namun, sebagai seseorang yang pada umumnya mengatur rumah tangga, ibu akan terlibat langsung dengan aktivitas belanja setiap harinya. 

Mamah dan Dunia Belanja

Saya mengenal dunia belanja dari ibu saya yang selalu membagi beberapa bagian penting untuk dibelanjakan. Setiap awal bulan, ibu akan pergi ke supermarket untuk belanja bulanan. Belanja bulanan ini adalah aktivitas rutin dan sekaligus refreshing bagi ibu. Barang-barang yang akan dibeli pada saat belanja bulanan meliputi keperluan mandi, keperluan cuci-cuci dan kebersihan rumah, bumbu-bumbu, beras, susu, dan barang-barang yang diperlukan dan terpakai habis dalam sebulan, termasuk pembalut wanita tentunya. Pengeluaran ini adalah berdasarkan kebutuhan setiap harinya, sehingga bisa diketahui kebutuhan apa saja yang bisa dibelanjakan sebulan sekali. 

Untuk keperluan belanja sayuran dan bahan makanan segar akan dibelanjakan per hari, disesuaikan dengan rencana masak hari tersebut. Namun, adanya kulkas membuat belanja keperluan harian itu bisa dilakukan tiga hari atau seminggu sekali. Hal ini tentu akan menghemat biaya transport kalau ibu harus belanja ke pasar. Kalau tukang sayur akan lewat setiap pagi di depan rumah, tentu belanja bisa dilakukan setiap hari sesuai kebutuhan hari itu. 

Ketika masa pandemi, kita semua kesulitan untuk berbelanja. Kebutuhan setiap orang untuk belanja kebutuhan sehari-hari tidak bisa ditunda, tetapi rasa khawatir tertular virus Corona membuat aktivitas belanja menjadi terganggu. Namun ada saja yang peka atas kebutuhan ini. 

Di masa awal pandemi banyak bermunculan jasa pesan antar belanja sehari-hari. Tidak hanya sayur-mayur, tetapi saya pun bisa sekalian pesan membeli ember. Kebetulan saat itu saya memerlukan ember tambahan untuk mencuci baju di rumah. 

Usaha jasa pesan antar itu memang tidak berlanjut karena kondisi pandemi semakin baik dan saya pun kembali berani pergi ke pasar untuk berbelanja sendiri. Namun jasa pesan antar yang sudah sejak lama menyediakan jasanya dengan aplikasi seperti tokopedia, bukalapak, dan sejenisnya masih diminati banyak orang. Namun saya tidak selalu menggunakan jasa aplikasi-aplikasi itu. Bagi saya, berbelanja itu lebih puas jika melihat barangnya secara langsung. Dengan begitu, rasa  kecewa setelah membeli bisa diminimalisir.

Sekali-kalinya saya merasa kecewa berbelanja secara online adalah ketika membeli baju. Gambar tampilan di layar gawai memang menarik, tetapi ternyata belum tentu sama menariknya jika sudah dipegang dan terlihat jelas di depan mata. Hal ini berkaitan dengan jenis dan kualitas bahan, warna dan corak kain, serta kualitas jahitannya. Mungkin masih bisa bilang ‘untung’ jika penjual menerima pengembalian barang atau tukar. Beberapa kosumen mengakali kemungkinan kecewa itu dengan mengambil sistem COD, atau cash on delivery. Konsumen akan membayar setelah barang diterima. Namun hal ini ternyata bisa menjadi seperti bumerang bagi penjual. Hal itu karena konsumen yang nakal juga ada. Sudah pesan secara COD, setelah barang diterima, barang dikembalikan dengan berbagai alasan. Padahal penjual sudah mengeluarkan biaya untuk mengemas dan mengirim. Kasihan juga, ya, para penjual online itu. 

Ya, itulah yang terjadi. Jual beli dengan cara apapun memang diperlukan saling menjaga kepercayaan, amanah, dan kejujuran semua pihak. 

Belanja yang Terkendali

Sebelum belanja, terutama belanja bulanan, ibu akan mancatat stok yang sudah habis dan perlu dibeli lagi. Catatan itu akan menjadi panduan selama berbelanja. Dengan begitu, aktivitas belanja bisa dikendalikan sesuai kebutuhan. Kendali ini perlu dan sangat penting untuk selanjutnya dicatat dalam buku Keuangan Rumah Tangga sebagai pengeluaran rutin bulanan. Kalau belanja tanpa membawa catatan belanja akan sangat rawan untuk tergoda dengan diskon-diskon yang ditawarkan. 

Untuk belanja kebutuhan make up, dan fashion pun tak ada bedanya. Pada intinya adalah sesuai kebutuhan. Sesekali belanja sesuai keinginan boleh saja asal memang sudah tahu alokasi dana nganggurnya seberapa besar. 

Pada kalimat sebelum ini, kata yang saya tebalkan itu memang benar-benar penting untuk dicermati kalau kamu bukan anak Sultan, ya. Prioritas menjadi kata kuncinya, dan pencatatan segala pengeluaran akan menjadi alat kita untuk mengetahui arus keuangan kita. Bahkan ibu saya mengajarkan agar beli cabai 1000 rupiah pun harus dicatat. Artinya, sekecil apapun pengeluaran harus tercatat. Dengan begitu, catatan uang masuk dan uang keluar tercatat dengan seimbang. Itu sebabnya catatan keuangan disebut juga balance sheet. Dana masuk dan keluar harus seimbang. 


Kebiasaan mencatat itu sudah saya lakukan sejak saya memegang uang sendiri. Apalagi setelah berumah tangga. Seperti halnya ibu saya, saya pun memiliki buku khusus untuk mencatat keuangan rumah tangga. 

Buku catatan Keuangan Rumah Tangga

Setelah mengenal berbagai aplikasi pencatatan, saya alihkan catatan Keuangan Rumah Tangga dengan menggunakan Google Sheet. Tidak perlu yang rumit-rumit. Yang penting ada dalam catatan itu adalah bagian pemasukan dan pengeluaran. Jika mau lebih lengkap lagi, tambahkan dengan bagian budgeting atau perencanaan. Pemasukan diisi dengan dana gaji, bonus, tunjangan, dan, kalau ada, hasil investasi. Pengeluaran diisi dengan catatan belanja apa saja sesuai tanggal dan besarannya. Perencanaan diisi dengan alokasi dana untuk belanja bulanan, belanja harian, asuransi, listrik, telpon, pulsa, arisan, laundry, dan dana tak terduga. Masing-masing keluarga pastinya akan berbeda bagian pengeluarannya. Bisa saja tidak ada alokasi dana untuk arisan, karena memang tidak mengikuti arisan apapun. 

Dari catatan itu, kita bisa tahu biaya yang harus dialokasikan setiap bulannya. Dengan begitu, jika suatu saat ada tambahan pemasukan, tambahan pemasukan itu bisa dialokasikan untuk tabungan atau belanja sesuatu yang sudah direncanakan. Dari catatan itu pula, kita bisa monitor jika ada pengeluaran yang berlebihan. 

Tentang belanja di luar perencanaan, itu bisa terjadi bukan hanya kita tergoda iklan, diskon, atau barang yang sedang tren. Kondisi perut lapar pun bisa membuat kita belanja diluar perencanaan. Hal itu karena rasa lapar membuat apa yang kita lihat menjadi enak semuanya. Yang semula tidak berencana belanja kue-kue, mie instan, roti, dan apa saja makanan dan minuman yang terpajang di supermarket, semua itu mendadak menjadi terasa perlu untuk dibeli. Merasa butuh untuk dibelanjakan sekarang juga!

Wah, berbahaya, kan? Jadi, tips belanja yang ingin saya bagi di sini adalah, belanjalah dengan menggunakan catatan belanja dan belanjalah setelah makan. Apakah setelah sarapan, makan siang, ataupun makan malam. Pokoknya, perut harus dalam keadaan kenyang, ya, Mah!

Komentar

  1. Masya Allah... Rajin sekali, mencatat detil gitu teh. Saya mah paling di bulan2 pertama nikah doang! Hihihi...
    Tapi emang didukung makin ke sini makin segala bayar pakai kartu juga sepertinya sih. Jarang pakai cash. Merasa sudah ada bank yg mencatatkan... 😁

    BalasHapus
  2. Ya ampun teh Sari keren pisan ini dicatat sedetail itu, salut! Aku belum pernah melakukannya. Paling bikin perencanan garis besar aja sih ... kayak biaya sekolah/kuliah, beli rumah atau kendaraan.

    salam semangat

    BalasHapus
  3. Siaap. Belanja pakai panduan catatan belanjaan, belanja setelah makan. Paling bagus sih setelah makan malam, ketika udah pengen tidur, toko sudah mau tutup juga, jadi harus gercep belanja sesuai kebutuhan saja. Dan biasanya suka ada sale sebelum toko tutup untuk menghabiskan stok -biasanya bahan pangan segar atau makanan jadi- yang harganya dipangkas gede-gedean. Halah... jadi belanja kompulsif lagi dong yaa. :D

    BalasHapus
  4. Setuju sekali dengan tips-tipsnya, Mba Sari.
    - nge-list belanjaan yang akan dibeli
    - mencatat pengeluaran sekecil apapun
    - membeli barang sesuai kebutuhan, boleh sekali-kali mengikuti keinginan
    - dan makan dulu sebelum belanja

    Meskipun saya sudah masuk kategori Mamah Medhit (berdasar parameter sendiri ehehe), tapi kadang masih selip juga. Jadi penting banget niy membaca tulisan reminder Mba Sari ini ehehe. :)

    Terima kasih Mba Sari.. :)

    BalasHapus
  5. Keren bangeeet ada catatan keuangan rumah tangga. Aku pernah nyoba tapi tak bertahan lama hehehe. Akhirnya mencatat secara garis besar saja, nggak sedetil di tulisan ini.

    BalasHapus
  6. beli baju online memang tricky ya Teh, kadang gambarnya bagus banget tapi yang datang ga sesuai huhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, maaf baru bisa balas ini.
      Bener nih. Tapi saya akhirnya lebih memilih beli offline aja

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cheese is The King, Chocolate is The Queen

Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog pada bulan Mei 2023 ini bertema tentang makanan favorit. Aku gak tahu harus mulai dari mana untuk berkisah tentang makanan favorit ku. Sejenak terbayang semua yang enak-enak yang pernah ku makan. Mulai dari jenis kue, biskuit, cake, roti, coklat, pasta, makanan dengan bahan baku daging sapi, daging ayam, ikan, dan makanan dengan bahan baku sayur-sayuran. Baiklah kita bahas satu per satu. 😊 Bakery dan Pastry Untuk jenis kue, ah kebetulan baru saja kita lebaran ya, kue kaasstengels menduduki urutan pertama. Sagu keju, nastar, dan kue kacang itu pun masuk dalam deretan favorit kue lebaran. Hmm, semua itu akan membuat berat badan kembali berat setelah berpuasa sebulan penuh.  Untuk jenis biskuit, aku tak bisa menolak tawaran biskuit coklat. Dulu, ketika SMP, aku selalu membeli biskuit dengan krim coklat di warung. Aku belajar dan mengerjakan PR sampai malam pun bisa betah di dalam kamar terus. Sampai ibuku heran dan baru paham kenapa aku

Mengenang Masa Kecil

Terkenang masa-masa kecilku Senangnya, aku s'lalu dimanja Apa yang kuminta selalu saja ada Dari mama, dari papa Cium pipiku dulu Saatku tiba berulang tahun Tak lupa hadiahku sepeda Ku pakai setelah selesai ku belajar Janji mama, janji papa Setelah kunaik kelas Ingin ku kembali Ke masa yang lalu Bahagianya dulu Waktu kecilku Ku dengar cerita Mama papa bilang Aku lincah lucu Waktu kecilku Aku suka bernyanyi. Lirik lagu Masa Kecilku itu memang membawa kita ke masa penuh kenangan. Masa kecil memang indah untuk dikenang. Yah, bagaimana tidak? PR dari sekolah tidak banyak. PR yang kusuka adalah PR menggambar. Satu-satunya buku bacaan anak adalah Bobo. Masih bebas main dengan teman sejak pulang sekolah sampai menjelang magrib. Mau main sendiri dengan boneka-boneka, main bola bekel, congklak pun asyik aja rasanya. Aku makin betah di rumah ketika bu De (kakak kandung ayahku) mengajariku membuat bunga dari kertas krep. Hal yang kuingat ketika menjelang sore adalah tukang bakso ya

Pengalaman yang Membawa Hikmah

Perjalanan hidup setiap orang tentunya tidak sama. Namun yang pasti, setiap orang akan ada ujiannya masing-masing yang akan membawa takdir hidupnya masing-masing. Ujian hidup itu merupakan tantangan untuk ditaklukkan dan pastinya memberi pengalaman batin dan menjadi moment pendewasaan. Seperti halnya tema ngeblog yang ditetapkan MGN untuk Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog untuk bulan September 2023 ini yang bertemakan Pengalaman Menghadapi Tantangan Hidup Terbesar. Tantangan ngeblog kali ini benar-benar tantangan bagiku. Sungguh sulit untuk memulainya. Beberapa kali telah siap menghadap layar iPad dan jemari sudah siap mengetikkan kata-kata, tapi bingung mau mulai dari mana. Dari serangkaian peristiwa yang kualami, sejenak sulit untuk memilih mana yang merupakan Tantangan Hidup Terbesar sesuai tema yang ditetapkan. Berulang kali juga merasakan sesak di dada ketika mengingat kembali masa-masa sulit itu. Namun akhirnya aku menyimpulkan satu hal yang menjadi