Oktober datang, musim pun berganti menjelang.
Angin berbisik lebih dingin,
Menarik awan menggumpal tebal,
Sebentar saja hujan pun tumpah,
Gerimis hingga menderas,
Nyamannya meringkuk dengan secangkir kopi panas.
Awal bulan Oktober, grup MGN bukan hanya mengumumkan hasil tantangan bulan September, tetapi juga menyampaikan kabar tantangan bulan Oktober. Wah, kok tepat dengan suasana hujan dan ngopi sore ini. MGN menetapkan Tantangan Ngeblog Mamah Gajah Ngeblog bulan Oktober dengan tema Mamah dan Kopi. Hmm… mataku langsung melirik pada cangkir kopi di meja. Pikiran pun mengembara ke berbagai pengalaman tentang kopi yang pernah kucicipi.
Masa SMA adalah awal aku mencicipi kopi dan menjadi teman mengerjakan tugas sampai tengah malam. Namun suatu hari, ibuku melihatku minum kopi dan berkomentar bahwa lebih baik minum coklat panas daripada kopi. Hal itu karena coklat bisa menguatkan jantung, sedangkan kopi membuat jantung tidak sehat. Saat itu belum ada Google untuk mencari tahu kebenarannya. Aku hanya menurut saja.
Kopi sangat kuhindari ketika masa hamil, meskipun ada saat-saat hamil yang selalu diserang rasa kantuk yang hebat. Pelor deh, pokoknya. Kepala nempel sandaran kursi pun, mata langsung terpejam. Kopi kembali menjadi teman beraktivitas ketika mulai bekerja kembali, terutama saat-saat harus menyelesaikan banyak pekerjaan sampai lembur.
Kopi memang mengalami perkembangan variasi sajian. Kalau dulu, kita hanya mengenal kopi yang disajikan dengan gula saja. Sehingga, pilihan jenis kopi waktu itu hanya kopi biasa (pakai gula) atau kopi hitam/pahit (tanpa gula). Kopi susu kemudian menjadi variasi pilihan tambahan hingga perusahaan-perusahaan kopi menyajikan semua itu dalam bentuk saset.
Inovasi memang gak ada habisnya. Kemasan saset pun menjadi banyak pilihan. Dari sekian varian yang pernah kucicipi, aku jatuh cinta dengan cappuchino. Enak dan cocok di lidahku. Varian unik yang kusuka lainnya adalah kopi ginseng. Ada efek segar di badan, tetapi anehnya, semakin sering dikonsumsi semakin tidak terasa lagi efeknya. Mungkin tubuh jadi resisten, kali ya… Entahlah, aku hanya menduga saja.
Suatu hari, seorang kawan yang aktivitasnya di MLM menawarkan kopi saset yang mengandung ginseng dan bit merah. Dengan segala rayuan iklannya, aku coba membeli 1 saset saja untuk mencoba. Dia bilang, kopi itu bikin badan sehat. Baiklah. Kopi ginseng memang enak, tapi dengan campuran bit merah, baru kali itu aku mencoba.
Suatu sore, aku menyeduh kopi yang mengandung bit merah itu. Rasanya memang kopi ginseng seperti yang pernah ku tahu, tetapi kandungan bit merahnya tidak memberi efek rasa yang terlalu beda. Waktu itu kebetulan ada banyak pekerjaan yang harus kukerjakan. Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Aku pun bersiap untuk istirahat. Namun, tak sedikit pun aku mengantuk. Aku coba pejamkan mata sambil berdzikir. Rasa kantuk itu tidak juga terasa. Justru rasanya ingin beraktivitas saja.
Aku coba membaca buku, tetapi sampai jam 3 pagi, tidak juga terasa mengantuk. Jadilah malam itu aku tidak tidur. Dua hari berikutnya pun demikian. Bahkan di siang hari pun tidak merasa mengantuk sedikitpun. Jadi sudah 3 hari berturut-turut aku tidak tidur. Aku mulai bertanya, apa yang menyebabkan aku tidak juga merasa mengantuk?
Sampailah pada ingatan bahwa sore itu aku minum satu saset kopi bit merah itu. Rasa penasaranku membawaku berselancar di dunia maya untuk mencari tahu.
Kopi sudah dikenal untuk menghilangkan rasa kantuk. Penambahan ginseng dimaksudkan untuk menambah stamina. Sementara bit merah memang mengandung banyak zat besi dan biasa disarankan untuk orang yang darah rendah. Zat besi dalam bit merah membantu pembentukan haemoglobin dalam darah. Zat besi itulah yang mengikat Oksigen dan dibawa ke otak melalui aliran darah. Dengan begitu, otak menerima asupan Oksigen yang banyak dan berefek segar sehingga hilanglah rasa kantuk itu.
Jadi bisa dimengerti kenapa kopi ginseng-bit merah itu membuatku terjaga hingga 3 malam berturut-turut. Efek yang ditimbulkan dari kopi, ginseng dan bit merah bekerja saling menghebatkan reaksi yang terjadi di dalam tubuh. Apa yang kualami itu kuceritakan pada temanku. Dia malah tertawa. Dia bilang bahwa konsumsinya cukup sepertiga saja. Lha, kok baru bilang, ya? Ya ampun.
Namun begitu, tidak tidur tiga malam berturut- turut itu tidak juga membuat badanku merasa ‘hutang’ tidur. Hari berikutnya kujalani biasa saja. Rasa kantuk datang pada waktu yang wajar saja.
Pengalaman lain dengan kopi adalah ketika menjadi panitia trip alumni ITB angkatan 77. Waktu itu tahun 2010, mereka trip hingga ke Wonosono. Tepatnya ke lokasi wisata Dieng yang tekenal dengan herbalnya, purwaceng.
Ketika menunggu peserta trip tiba untuk makan siang, penduduk setempat menyuguhi kopi purwaceng. Kopi ini dikenal sebagai kopi dengan khasiat meningkatkan kejantanan pria. Aku sempat ragu untuk minum kopi itu karena kupikir kopi itu untuk kaum pria saja. Namun ternyata mereka menyajikan kopi purwaceng untuk wanita khusus untukku. Kopi purwaceng untuk wanita memiliki kadar purwaceng yang lebih rendah. Penduduk setempat pun menjelaskan bahwa khasiat purwaceng bukan hanya untuk pria, tapi juga untuk wanita.
Khasiat dari kopi purwaceng tidak langsung kurasakan saat itu juga. Aku baru mulai merasakan keesokan harinya. Kebetulan, saat itu, aku sedang datang bulan. Bagi kaum wanita, tentu tahu bagaimana rasanya pegal dan sakit-sakit karena PMS. Belum lagi bad mood yang datang melanda bisa merusak semangat kerja. Hari itu, aku tidak merasakan sakit PMS. Badan terasa segar dan sedikit pun tidak merasa lelah. Padahal baru saja sibuk dengan kegiatan kepanitiaan, sudah semestinya aku merasa lelah.
Khasiat purwaceng sama seperti ginseng, tetapi, menurutku, purwaceng mempunyai efek yang lebih kuat. Jadi kalau mau coba, coba sedikit dulu, atau yang memang sudah diracik khusus untuk wanita.
Sejak pandemi Covid tahun 2020, perkembangan resto, cafe, dan coffee shop sangat berkembang luar biasa. Bisnis kopi sangat menarik dan terlihat cuan di mata para investor. Berbagai varian kopi pun disuguhkan dari kopi expresso, americano, cappuchino, dan entah apa lagi. Banyak sekali variannya. Hinga suatu hari, aku melihat varian Butter Coffee.
Hmm, maksudnya bagaimana, itu? Hanya sekedar namanya saja, atau memang diracik dengan butter?
Karena penasaran, aku coba membeli untuk mencicipi.
Ketika butter coffee itu datang, aku mencium aroma butter yang keluar bersama asap yang mengepul di atas cangkir. Pikiranku langsung melayang pada aroma Roti Boy. Aku coba mengaduk kopi itu, dan kudapati gumpalan butter yang menempel di ujung sendok. Bersamaan dengan melarutnya butter, tampak dua lapisan cairan yang terpisah. Larutan kopi di bawah, dan lapisan bening di atasnya.
Aku harus meminumnya dalam keadaan panas, pikir ku. Dengan deskripsi yang sudah aku uraikan itu, bisakah kau bayangkan rasanya ? Aku merasa sedang minum kopi dan minyak goreng secara bersamaan. Ketika sampai di tenggorokan, aku merasa menjadi gemuk seketika. Ya, bisa dibayangkan rasanya seperti makan lemak panas dengan sedikit aroma kopi. Bahkan aku menuliskan ini semua seperti sedang meminumnya lagi. Oh my God.
Hahaha… cukup sudah coba-coba seperti itu.
Sempat aku bertanya-tanya, seperti apa orang yang menciptakan varian butter coffee itu ? Apa tidak kepikiran juga membuat Cheese Coffee? Hahaha…
Namun aku bereksperimen dengan kopi juga. Suatu hari, aku membuat teh tubruk. Tahu, ya? Daun teh kering itu diseduh langsung dengan air panas. Sampai sore, teh itu masih belum habis dan aku merasa sayang untuk membuangnya. Ketika sore, aku membuat cappuchino sachet yang diseduh air panas setengah gelas saja, lalu kutambahkan air teh tadi sampai penuh segelas. Maksud awal adalah agar tidak membuang sisa teh. Akan tetapi, aku mendapatkan cappuchino dengan aroma teh yang segar. Hmm… ini enak dan aku suka. Silakan coba, ya!
Eksperimen lain adalah cappuchino degan tambahan daun mint. Hal ini berawal dari ingin memanfaatkan daun mint di halaman yang tumbuh subur dan sayang jika dibiarkan rontok karena mengering begitu saja. Ini juga enak. Aroma dan rasa mint menjadi tambahan yang merelaksasi.
Kopi memang bisa menyehatkan asal tidak berlebihan. Jika sudah mengantuk, jangan paksa terus terjaga dengan kopi jenis apapun. Lebih baik tidur saja, karena mengantuk adalah tanda bahwa tubuh sudah lelah dan butuh istirahat.
Kopi sekarang makin beragam saja ya variannya. Aku belum pernah merasakan kopi purwaceng dan kopi bit merah. Tapi kalau kopi butter... hmmmm, membayangkannya saja sudah eneg ya hehehe
BalasHapusIya, awal minum kopi purwaceng agak deg2an. Takut berefek gimana gitu ke badan. Gak tahunya kok malah enak tuh. Mungkin bisa coba sekali-sekali. Hehe
HapusWah kopi gingseng bit merahnya benar-benar kuat khasiatnya. Mungkin cocok untuk saya yang tidak bisa begadang 😅
BalasHapusMenarik juga nih kopi purwacengnya. Ternyata ada juga kopi yang punya khasiat lebih (mengurangi sakit haid), tidak hanya mengurangi rasa kantuk. Kopi ini hanya bisa dibeli di Dieng, ya?
Aduh, membayangkan butter coffe saja rasanya jadi enek. Apalagi sampai ada butitan butternya. Kalau cappucino teh atau cappucino mint, sepertinya memang segar, ya!
Di Wonosobo banyak yg jual kopi purwaceng. Di tokped pun ada kok.
HapusIya cappuccino teh atau mint memang segar. Sip pokoknya.
Ahahahaha Mba Sariiii, saya ngakak yang bagian bahwa mengkonsumsi kopi kombinasi ginseng dan buah bit itu cukup sepertiganya saja, kok ya temannya telat bilang ya Mba.. ehehehe.
BalasHapus***
Pengalaman ngopi Mba Sari unik-unik banget, saya jadi pengen nyobain euy. Selain yang kopi ginseng bit, ada juga kopi purwaceng, dan kopi teh tubruk hasil eksperimen tidak sengaja ehehehe.
***
Btw penasaran Mba, itu merek MLMnya apa Mba?
***
Terima kasih sudah berbagi ya Mba Sari :)
Iya tuh... Malah saya diketawain lagi.. 😅
HapusSaya beneran lupa nama MLM nya. Tapi di toko online sudah banyak yang jual juga dg nama kopi bit merah.
🤗
Baru tau ada nama daun purwaceng. Menarik tuh buat dikonsumsi kalau lagi PMS ya teh. Oh ya, itu varian kopi pake air teh juga aku mau coba ah, tapi akankah efek kafeinnya jadi dobel? Takut juga kalau sampe ga bisa tidur berhari2 hehehe...
BalasHapusKaum pria pastinya mengenal kata purwaceng. Sebab memang diiklankannya untuk obat kuat pria.
HapusKopi dan teh memang mengandung kafein. Tapi kafein dalam teh berefek menenangkan. Tapi efek ke setiap orang memang beda ya.
Adik saya minum teh saja sudah bisa terjaga seperti kalau orang lain minum kopi.
hehe butter coffee itu emang enek Mba, aku pertama kali nyoba pas di Nepal. Cuman disana memang rutin diminum untuk nahan dingin, kalau di kita - tropis memang kurang pas kali ya
BalasHapusOo ya. Bis dipahami kalau begitu ya. Di lokasi yg bersuhu dingin, butter coffee akan menjadi pilihan untuk menghangatkan badan.
HapusTerima kasih sudh mampir 🤗
Kopi dengan ginseng dan bit merah efeknya luar biadab yaa. 3 hari nggak tidur. Whoaaa... saya mah mau capuccino aja lah.aman tenteram dan damai.
BalasHapusHahahaha... Benar sekali. Sangat biadab... 🤣🤣
HapusCappuccino memng damai.
✌️
Wahh jadi penasaran dengan kopi bit merah nih tehh 😋😋
BalasHapusHahaha.. silakan coba
Hapus😅
Ternyata macem macem banget ya variasi kopi, sy pernah tuh coba kopi butter (klo ga salah disebutnya bulletproof coffee)
BalasHapusBtw di kopi djawa ada kopi pake cheese lo teh hehe
Oo ya?
HapusGimana tuh rasanya ?
Cheese coffee... Manis pahit... Tiba-tiba muncul rasa asin...😅
Kok jadi nano nano... 😅
ya ampun teh Sari ... kopi dengan beragam campuran yang luar biasa. aku belum pernah coba itu yang ginseng atau purwaceng: sepertinya menarik ha3 ...
BalasHapusAyo cobaaa... 😅
HapusCek
BalasHapus👋
HapusBaru tahu loh Mbak ada kopi rasa unik-unik begini.
BalasHapusSilakan dicoba mbak Shanty.. 😃☕☕
Hapus