Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog kali ini membuat saya merenung panjang. Tema kali ini adalah tentang landmark sebuah kota yang pernah dikunjungi atau yang ingin dikujungi. Tentu saja itu membuatku mengingat-ingat perjalanan yang pernah dilalui sepanjang hidupku.
Kota yang Pernah Kukunjungi
Lahir dan tinggal di Bandung cukup lama, kemudian sempat tinggal di Semarang selama dua tahun, lalu kini tinggal di Yogyakarta. Ketika awal bekerja di tahun 1996-1997, sempat menyambangi Sukabumi dan Cianjur. Kota lain yang pernah kudatangi adalah saat berwisata, yaitu ke Jakarta, Batu, Surabaya, Bali, Solo, Kualalumpur, dan Bangkok.
Dari sekian kota yang pernah kukunjungi, tidak pernah terpikirkan tentang landmark kota. Aku tak pernah berpikir untuk mengunjungi sebuah landmark kota atau berfoto dengan latar belakangnya sekalipun, kecuali kebetulan saja. Aku pergi ke sebuah kota karena ada tujuan yang harus diselesaikan. Itu saja. Hmm.. memang gak pernah piknik ya. Haha. Maafkan.
Sejak tinggal di Jogja pun, tidak pernah terpikirkan untuk mengetahui lebih detail tentang landmark kota Jogja. Malah aku sangat terheran-heran dengan orang yang nongkrong hingga berfoto dengan latar belakang Tugu Jogja, umpamanya.
Tentu kita tahu semua, Tugu Jogja itu letaknya di tengah perempatan kota. Kalau mau berfoto dengan latar belakang Tugu Jogja berarti akan berpose di tengah jalan dan itu akan dilihat banyak orang yang melewati jalan itu, baik siang maupun malam. Apa gak malu? Kok aku malu, ya?
Para artis dadakan pun ikut tampil dengan kostum pocong, hero, atau apa saja sesuai kreatifitas mereka. Mereka berdiri di seputar Tugu Jogja untuk menjadi model mendampingi para wisatawan berfoto, tentunya dengan bayaran beberapa rupiah. Mencipta kenangan unik selama berwisata, para model pocong yang tergabung dalam komunitas Hantu Tugu Jogja itu bisa mendapatkan pendapatan lumayan setiap harinya. Rp.50.000 sampai Rp.100.000 setiap harinya. Jika akhir pekan, bisa meraup Rp.150.000.
Namun, di lain sisi, seputaran Tugu Jogja jadi kotor karena diinjak-injak. Tanaman yang ditanam di sekitar pun menjadi tidak aman dari injakan. Oleh karena itu, berulang kali Tugu Jogja diperbaiki hingga kini diberi pembatas. Dengan begitu, pengunjung yang akan berfoto tidak bisa terlalu dekat dengan Tugu Jogja lagi. Itu pun berarti pula, batas yang ditetapkan itu memakan ruas jalan, sehingga arus lalu lintas menjadi padat ketika melewati bundaran Tugu Jogja.
Di mana banyak orang berada, di situlah ada pedagang. Demikian pula di sekitar Tugu Jogja. Kita akan temui banyak pedagang angkringan yang menjual makanan khas Jogja dengan harga terjangkau. Kafe pun ada di dekat sana. Jadi, makin asyik saja para wisatawan berkunjung. Setelah atau sebelum berfoto, mereka bisa menikmati kuliner Jogja sampai tengah malam.
Tugu Jogja ini memang istimewa. Menurut sejarahnya, Tugu Jogja menggambarkan semangat perlawanan atas penjajahan. Selain lokasinya yang strategis, mungkin juga karena sejarahnya itu, lokasi ini biasa dipilih para mahasiswa yang akan berdemo. Namun, tidak hanya Tugu Jogja, Titik Nol yang lokasinya dekat Keraton Jogja pun kerap menjadi pilihan tempat berdemo. Alhasil, kemacetan lalu lintas pun terjadi.
Ah, Jogja memang semakin padat saja sekarang. Lalu lintasnya sibuk setiap hari, terutama pagi dan sore hari. Akan terasa lengang jika tengah malam, atau Sabtu dan Minggu pagi saja.
Landmark Kota yang Ingin Kukunjungi
Satu-satunya landmark kota yang sangat ingin kukunjungi adalah Ka'bah, landmark kota Mekah. Tentu saja, keinginan ini bukan hanya sekedar untuk wisata, tetapi beribadah. Keinginan ini memang memerlukan persiapan yang panjang karena memerlukan biaya yang cukup besar. Kesiapan spiritual pun harus disiapkan pula. Ah, semoga bisa segera terwujud. Aamiin.
Aku tahun kemarin ke Yogya Mba, kebetulan nginap di Tentrem dan pagi-pagi jalan kaki lewat Tugu Yogya ini, tapi ya ga kepikiran foto disana haha, cuma moto tugunya aja
BalasHapusBener Mba, macet banget ya Yogya sekarang, tapi udah lama banget aku ga ke Yogya sih, pangling aja kmrn
Aamiin aamiin ya Rabb. Semoga dikabulkan olehNya ya Mba Sari, bisa berangkat berkunjung ke Mekah. :)
BalasHapusAhh sayang sekali baca masalah Tugu Jogja, saking kepengennya banyak yang poto di situ, sampai bikin masalah. Kalau behave, tentu saja gapapa ya. Semoga yang pengen poto-poto di situ bisa lebih behave. :)
Ahahaha ngomongin berpose di tengah jalan dan rame orang. Sama banget Mba, ku juga malu.
Idem teh aku juga kepengen ke Kabah, insya Allah ya teh semoga kejadian.
BalasHapusWajar malu foto2 di landmark kota tempat tinggal. Kaya aku malu foto depan Monas. Kok kaya dari mana gitu seneng foto di Monas, hihi. Gengsi orang yang tinggal di kota yang sama
Aamiin. Pengin juga mengunjungi rumah-Nya. Semoga disegerakan ya 🤲🤗
BalasHapusKangen sekaliiii dengan Jogja! Betul teh miris sekali yah kadang2 orang2 suka sadar/ga sadar injak2 tanaman sampai harus dikasih pager duluu..
BalasHapusNuhun ya teh udh ikutan Tantangan Landmark bulan ini 🙂
Hahaha..bener bangeeet teh Sari, aku bingung kalau mau foto sama tugu Jogja, harus berdiri dimana. Terakhir kesana foto yang kelihatan malah motor mobil lewat aja
BalasHapusWah, udah lama ga ke jogja.
BalasHapusTp emang klo liat tugu itu makin berasa kalau lagi berada di jogjanya 😅