Langsung ke konten utama

Gadis Remaja dan Problematikanya.

Pada tumbuh kembang setiap anak, baik anak laki-laki maupun perempuan, akan memasuki masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Masa itu disebut dengan masa remaja. Masa remaja mempunyai banyak hal yang bisa dibahas. Hal yang sangat jelas nampak untuk bisa dibahas adalah perubahan fisiknya. Setiap anak memasuki masa pubertasnya pada usia yang berbeda-beda, namun ada pada rentang usia yang sama. 

Anak laki-laki memasuki masa pubertas pada rentang usia 12-16 tahun. Sedangkan anak perempuan memasuki masa pubertas pada rentang usia 10-14 tahun. Masa pubertas akan ditandai dengan beberapa perubahan fisik. Hal itu terjadi karena adanya perubahan hormon di dalam tubuh yang berkaitan dengan kematangan organ-organ reproduksinya. Seperti halnya dengan pertumbuhan bayi yang cepat, pertumbuhan anak pada masa pubertas adalah masa pertumbuhan yang cepat kedua. Pada masa ini, tubuh serta organ seksual anak berkembang sampai di usia dewasa nanti.

Pada anak perempuan, dari sekian tanda pubertas yang dialamainya, menstruasi adalah hal yang mempunyai cerita tersendiri. Seperti yang tertulis pada tulisan #30dwcjilid34 #day1, dahulu kala, ada golongan masyarakat yang memperlakukan perempuan yang sedang mengalami menstruasi dengan tidak semestinya. Mereka menganggap bahwa perempuan yang sedang menstruasi sedang dalam pengaruh setan dan kotor. Dengan begitu, perempuan yang sedang menstruasi dikucilkan hingga masa menstruasinya selesai.

Disinilah pentingnya pendidikan seks. Topik ini bukan hanya membahas bagaimana hubungan antara laki-laki dan perempuan. Akan tetapi, pendidikan seks juga membahas tentang perkembangan tubuh yang dialami anak pada masa pubertas. Dari situ, anak akan memahami mengapa ada perubahan pada tubuhnya. Anak pun akan paham  mengapa ada ketidakstabilan emosinya. Dengan begitu, anak menjadi tahu bagaimana menjaga kesehatannya agar tetap bisa tumbuh kembang tanpa rasa khawatir. 

Memasuki masa remaja adalah awal masa dewasa. Tapi bukan berarti sudah bisa dilepas begitu saja oleh orang tua. Orang tua masih perlu untuk melakukan pendampingan. Sehingga, anak bisa mengetahui segala informasi dari sumber yang benar dan bertanggung jawab di bawah pengawasan orang tua. Kedekatan anak dan orang tua masih harus terus dijaga agar anak merasa nyaman untuk menceritakan apa saja secara terbuka dengan orang tua. 

Secara umum, anak perempuan yang sudah memasuki masa pubertas pun disebut sebagai gadis. Sebutan yang manis, bukan? Para gadis  mempunyai cerita tersendiri di pedesaan Indonesia. Apalagi jika mereka tinggal di pedesaan yang tingkat perekonomiannya rendah. Biasanya tingkat pendidikan di sana pun rendah. Dengan begitu, anak gadis kebanyakan tidak melanjutkan pendidikannya. Tetapi justru dipersiapkan untuk segera menikah. 

Kondisi sosial ekonomi masyarakat pedesaan memang kompleks, terlebih lagi dengan segala budaya dan kebiasaaan setempat. Masih banyak masyarakat pedesaan yang menilai seorang gadis sudah layak menikah jika sudah memasuki masa pubertas. Padahal, dengan memasuki masa pubertas, anak perempuan tidak serta merta siap secara fisik dan mental untuk berkeluarga. Hal inipun masuk dalam lingkup pendidikan seks karena organ reproduksi perempuan di usia 14-19 tahun belum siap jika harus mengandung seorang anak.  

Pola pikir masyarakat harus diubah dengan peningkatan dan pemerataan pendidikan. Hal itu penting karena semua orang punya hak untuk mendapatkan kualitas hidup yang baik, bahkan lebih baik dari pendahulunya. 

#30dwc
#30dwcjilid34
#day4

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman yang Membawa Hikmah

Perjalanan hidup setiap orang tentunya tidak sama. Namun yang pasti, setiap orang akan ada ujiannya masing-masing yang akan membawa takdir hidupnya masing-masing. Ujian hidup itu merupakan tantangan untuk ditaklukkan dan pastinya memberi pengalaman batin dan menjadi moment pendewasaan. Seperti halnya tema ngeblog yang ditetapkan MGN untuk Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog untuk bulan September 2023 ini yang bertemakan Pengalaman Menghadapi Tantangan Hidup Terbesar. Tantangan ngeblog kali ini benar-benar tantangan bagiku. Sungguh sulit untuk memulainya. Beberapa kali telah siap menghadap layar iPad dan jemari sudah siap mengetikkan kata-kata, tapi bingung mau mulai dari mana. Dari serangkaian peristiwa yang kualami, sejenak sulit untuk memilih mana yang merupakan Tantangan Hidup Terbesar sesuai tema yang ditetapkan. Berulang kali juga merasakan sesak di dada ketika mengingat kembali masa-masa sulit itu. Namun akhirnya aku menyimpulkan satu hal yang menjadi

Jelajah Dunia Kopi

Oktober datang, musim pun berganti menjelang. Angin berbisik lebih dingin, Menarik awan menggumpal tebal, Sebentar saja hujan pun tumpah, Gerimis hingga menderas, Nyamannya meringkuk dengan secangkir kopi panas. Awal bulan Oktober, grup MGN bukan hanya mengumumkan hasil tantangan bulan September, tetapi juga menyampaikan kabar tantangan bulan Oktober. Wah, kok tepat dengan suasana hujan dan ngopi sore ini. MGN menetapkan Tantangan Ngeblog Mamah Gajah Ngeblog bulan Oktober dengan tema Mamah dan Kopi. Hmm… mataku langsung melirik pada cangkir kopi di meja. Pikiran pun mengembara ke berbagai pengalaman tentang kopi yang pernah kucicipi.  Masa SMA adalah awal aku mencicipi kopi dan menjadi teman mengerjakan tugas sampai tengah malam. Namun suatu hari, ibuku melihatku minum kopi dan berkomentar bahwa lebih baik minum coklat panas daripada kopi. Hal itu karena coklat bisa menguatkan jantung, sedangkan kopi membuat jantung tidak sehat. Saat itu belum ada Google untuk mencari tah

Kreatif dengan Memanfaatkan Apa yang Ada di Sekitar

Hidup ini memang harus kita jalani apapun yang terjadi. Tidak mungkin kan, hidup harus di hentikan sesaat hanya karena apa yang harus kita jalani menemui kebuntuan. Selagi hidup masih berlangsung, kita masih perlu makan, minum, mandi, dan lain-lain. Setidaknya, kita masih perlu akan kebutuhan dasar. Oleh karena itulah, kita harus kreatif untuk mencari jawaban atas kebuntuan yang bisa jadi kita temui dalam hidup.  Kalau kita mengikuti kegiatan pramuka, tentu kita diajarkan tentang bertahan hidup dengan peralatan yang minim. Belajar hidup sederhana dan bisa memanfaatkan apa yang ada di sekitar. Dari situ, seorang pramuka akan siap menghadapi kondisi hidup sulit sekalipun.  Namun ternyata, kondisi tersebut pun dialami oleh anak-anak yang tinggal di pondok pesantren. Anak saya yang kedua telah memilih untuk melanjutkan sekolah tahap SMP nya di Pondok Pesantren Assalam Solo. Betapa suatu pilihan yang sulit bagi saya waktu itu, karena, dengan begitu, saya tidak lagi melihatnya bangun pagi da