Langsung ke konten utama

Anak Perempuan

Kelahiran anak perempuan di masyarakat patriarki tidak selalu disambut dengan senang hati. Hal itu disebabkan anak laki-laki ditetapkan sebagai penyambung nama besar keluarga/marga. Hal ini memang sebuah budaya kebiasaan masyarakat yang menganut patriarki. Sehingga, jika seorang ibu belum melahirkan anak laki-laki, kehidupan sebuah keluarga dianggap belum lengkap. 

Di jaman jahiliyah dahulu, memiliki anak perempuan merupakan aib. Penilaian tersebut karena mereka menilai bahwa perempuan adalah makhluk yang lemah, tidak bisa berbuat apa-apa, tidak bisa ikut berperang, bahkan akan menjadi tawanan perang. Bagi mereka, hal itu akan menjadi aib dan beban bagi kelompok masyarakat.  Mereka tidak menemukan cara untuk mengatasi aib dan beban yang mereka rasakan itu. Oleh karena itu, orang-orang akan mengubur anak perempuan yang lahir dalam keadaan hidup. Sementara itu, mereka lupa bahwa yang melahirkan anak laki-laki adalah seorang perempuan juga. Betapa kebodohan di jaman itu sungguh nyata. 

Di sekitar tahun 620 Masehi, pola pikir masyarakat tentang perempuan adalah objek. Mereka bahkan menyangsikan apakah perempuan adalah makhluk yang memiliki jiwa atau tidak. Mereka menempatkan perempuan hanya sebagai objek hawa nafsu, sehingga kegiatan perempuan hanyalah bersolek untuk memikat dan melayani laki-laki. 

Pada jaman Yunani yang banyak melahirkan para pemikir, terutama para filosof, hak dan kewajiban perempuan tidak banyak disinggung. Di kalangan elite, wanita-wanita ditempatkan dalam ruang tertutup di istana-istana. Mungkin lebih tepatnya adalah disekap.  Sedangkan di kalangan rakyat jelata, mereka menjadi komoditi yang diperjual belikan. Mereka yang berumah tangga sepenuhnya berada di bawah kekuasaan suaminya. Mereka tak memiliki hak-hak sipil, bahkan hak waris pun tidak ada.

Setelah datangnya agama Islam, perempuan diperlakukan dengan baik dan dimanusiakan. Ini tercermin dalam sebuah peristiwa, ketika sahabat Rasulullah bertanya tentang siapa yang harus kita hormati terlebih dahulu. Berulang kali sahabat bertanya, Rasulullah pun menjawab hingga 3 kali bahwa ibu adalah seseorang yang patut untuk dihormati lebih dulu. 

Hadits lain pun menyatakan bahwa memiliki anak perempuan merupakan keberkahan. Perempuan dalam Islam merupakan makhluk Allah yang memiliki banyak keistimewaan. Sebagai seorang anak, anak perempuan lahir dan akan tumbuh dewasa menjadi seorang istri dan seorang ibu. Perempuan sangat dimuliakan perannya dalam kehidupan. Alquran menjelaskan bahwa kedudukan perempuan dalam Islam sama dengan laki-laki. 

#30dwc
#30dwcjilid34
#day3


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman yang Membawa Hikmah

Perjalanan hidup setiap orang tentunya tidak sama. Namun yang pasti, setiap orang akan ada ujiannya masing-masing yang akan membawa takdir hidupnya masing-masing. Ujian hidup itu merupakan tantangan untuk ditaklukkan dan pastinya memberi pengalaman batin dan menjadi moment pendewasaan. Seperti halnya tema ngeblog yang ditetapkan MGN untuk Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog untuk bulan September 2023 ini yang bertemakan Pengalaman Menghadapi Tantangan Hidup Terbesar. Tantangan ngeblog kali ini benar-benar tantangan bagiku. Sungguh sulit untuk memulainya. Beberapa kali telah siap menghadap layar iPad dan jemari sudah siap mengetikkan kata-kata, tapi bingung mau mulai dari mana. Dari serangkaian peristiwa yang kualami, sejenak sulit untuk memilih mana yang merupakan Tantangan Hidup Terbesar sesuai tema yang ditetapkan. Berulang kali juga merasakan sesak di dada ketika mengingat kembali masa-masa sulit itu. Namun akhirnya aku menyimpulkan satu hal yang menjadi ...

Menulis Lagi

Gabung dengan berbagai komunitas itu membuat kita terlibat dengan banyak ragam aktifitas dan  memunculkan ide untuk aktifitas positif baru.  Salah satu komunitas yang kuikuti di facebook ialah ITB Motherhood, suatu group mamah-mamah alumni Institut Gajah di Bandung. Tidak terlalu aktif di dalam group tersebut, tapi kalau ada konten menarik bisa jadi akan urun komentar atau benar-benar akan terlibat di dalamnya.  Suatu malam, menjelang istirahat kusempatkan buka hp dan sesaat berhenti di suatu postingan tentang menulis di blog. Hmmmm menarik.  Ku buka blog ku ini.. ah , ternyata sudah sangat lama tak menulis disini meski kegiatan menulis masih saja berlanjut, tapi menulis di media lain.  Ku pikir, ini aktifitas yang bagus untuk menantang diri ku sendiri untuk disiplin menulis, dan juga melatih kemampuan ku dalam hal menulis.  Kalau kuingat mengapa dulu ingin punya blog adalah ingin punya tempat untuk curhat. Semacam diary pribadi yang biasanya menjadi rahasi...

Melanjutkan Pendidikan dengan Minat

Masa SD hingga SMA Ketika SD, ada kebiasaan kami untuk bertukar biodata. Kebiasaan tersebut menjadi sesuatu yang penting ketika menjelang kelulusan SD, karena, bisa jadi, kami tidak bertemu lagi di pendidikan selanjutnya. Bisa karena tidak satu sekolah yang sama atau pindah keluar kota. Salah satu point yang harus diisi adalah cita-cita.  Saat berusia 12 tahun, aku masih bingung untuk menetapkan cita-cita apa yang ingin ku raih. Karena itu, aku mengikuti pilihan teman-teman ku yang kebanyakan memilih sebagai insinyur pertanian, meski aku tak tahu bagaimana dan apa yang harus aku lakukan untuk meraihnya selain rajin belajar.  Ketika SMP, perhatian ku lebih banyak ke kegiatan ekstra kurikuler seperti pramuka, OSIS, dan pelajaran keterampilan pilihan yang bisa berganti-ganti di setiap semesternya. Hal itu membuat wawasan dan keterampilan ku menjadi beraneka di bidang bahasa, olah raga dan seni. Sementara minat khusus yang berhubungan dengan mata pelajaran belum muncul. Sekolah ku...