Pagi yang cerah membawa semangat kerja pada hari itu. Aira segera mempersiapkan diri untuk menyerahkan beberapa berkas pekerjaan yang sudah dikerjakannya. Meski masih batuk-batuk, Aira harus berangkat juga. “Mumpung hari cerah, lebih baik berangkat segera.” Pikir Aira sambil memasang jam tangannya.
“Mau ke mana?” tanya Ibu demi melihat putrinya yang masih batuk itu sudah berpakaian rapi.
“Ke kantor, bu. Ada beberapa berkas yang harus disampaikan ke bagian administrasi,” jawab Aira sambil menuju meja makan.
“Apa enggak bisa ditunda? Masih batuk begitu, kok? Sarapan dulu lho, ya. Jangan lupa obatnya diminum!” Kata Ibu dengan cemas.
“Iya, bu. Ini, aku makan, nih,” ujar Aira yang kemudian menyuapkan sarapan ke mulutnya. Separuh sarapannya ditinggalkan, sementara mulutnya masih mengunyah makanan. Ia bangkit dari kursi makan dan mengambil kunci motor yang tergantung di dekat pintu garasi. Motor distarter untuk memanaskan mesinnya. Lalu, ia kembali ke meja makan untuk menyelesaikan sarapannya. Ia selesaikan sarapan dan meminum obatnya sesegera mungkin dan menghampiri ibunya di dapur.
“Bu, pamit, ya. Aira berangkat dulu,” pamit Aira sambil mencium tangan ibu.
“Jangan lupa pakai masker, bawa hand sanitizer …,” pesan ibu sambil mengingatkan apa saja yang harus dibawa.
“Beres …,”
“Nanti pulang jam berapa?” tanya ibu.
“Mudah-mudahan enggak sampe sore, bu,”
“Jas hujan sudah ada di motor, kan?” tanya ibu lagi.
“Sudah, buuuu,” jawab Aira tersenyum. Ia tahu ibunya sangat khawatir dengan kesehatannya dan cuaca yang sedang tak menentu itu.
Komentar
Posting Komentar