Langsung ke konten utama

Hujan di Masa Pandemi (6)

Akhir minggu itu, Aira mengkhususkan diri untuk masa penyembuhan. Obat yang terakhir dibeli ibu sangat membuat Aira mengantuk. Aira hanya bangun untuk salat, makan, minum obat dan ke toilet. Tidak ada aktivitas lain yang mengharuskannya terjaga. Hujan yang turun menciptakan suasana redup dan justru semakin membuat nyaman untuk istirahat.

“Aira ke mana, bu?” tanya Tania, kakak Aira, pada ibu.
“Tidur … ssstt jangan ganggu dulu.” kata ibu yang kemudian melihat Tania hendak masuk ke kamar Aira. “Biar dia istirahat dulu supaya batuknya sembuh.”
“Kok lama ya sembuhnya?” Tania menampakkan kekhawatirannya. “Sebaiknya Aira di tes aja, bu.” Tania mencoba memberi saran kepada ibu.
“Tes apa?” tanya ibu.
“Ya tes covid-lah, bu. Di swab atau PCR, gitu!” tegas Tania yang membuat mata ibu mendelik. Ibu terdiam, tetapi menyimak saran Tania. “Enggak apa, bu. Setidaknya kita jadi tahu sedini mungkin.” Tania berusaha menenangkan Ibu.
“Kalau Aira positif, berarti kita semua harus di tes juga, dong?” tanya Ibu.
“Ya iya, bu, untuk memastikan aja. Kita memang tidak batuk pilek, bu. Tapi, siapa tahu kita sudah termasuk sebagai OTG,” jelas Tania. Penjelasan Tania itu memang ada benarnya. Namun itu berarti harus siap dengan kemungkinan terburuk. 
“Kita sendiri juga harus jaga kesehatan. Jangan sampai sakit. Kondisi saat ini pun sedang tidak memungkinkan untuk ke Rumah Sakit dengan aman.” ujar ibu.

*****
Tiga hari dalam masa akhir pekan itu berakhir sudah. Hari memasuki waktu pagi yang cerah setelah hujan deras semalam. Aira terbangun dengan perasaan lebih ringan. Sakit di tenggorokannya sudah tidak terlalu menyiksanya lagi. Pileknya sudah membaik. 
Pagi itu, Aira ingin melengkapi kesegaran pagi dengan mandi air dingin. Sudah beberapa hari ia tak berani mandi dengan air dingin. Hari Senin yang penuh semangat. Aira sudah siap menghadapi tumpukan pekerjaannya lagi. 
Setelah mandi dan berpakaian rapi, Aira menghampiri ibu yang sedang menyiapkan sarapan. 
“Ibu masak apa?” tanya Aira ceria.
“Eh, sudah bangun? Bagaimana batuk pileknya? Sudah lebih sehat?” tanya ibu yang terkejut melihat Aira sudah tampak rapi dan wangi.
“Alhamdulillah. Sudah lebih enak kok. Cuma penciumannya masih belum normal ini.” jawab Aira
“Alhamdulillah. Ibu lega. Tapi tetap perlu di tes ya. Tania ikut khawatir waktu dia tahu penciumanmu tidak berfungsi.” Ibu berkata dengan sedikit lega namun masih menyisakan kekhawatiran. “Nanti sore, ibu antar kamu untuk tes swab ya?” pinta ibu untuk  memastikan kondisi Aira.
Aira mengangguk tanda setuju sambil mengambil tempe goreng di meja dapur.
Jam kerja Aira dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Agar tidak kesorean untuk melakukan tes, Aira ijin melalui rekan kerjanya. Sore itu, Ibu mengantar Aira ke Rumah Sakit yang menyediakan jasa tes swab dan PCR secara drive thru. Hasil tes akan dikirim melalui WhatsApp. Proses tes berlangsung sangat cepat sekali. Hasil tes pun bisa diperoleh malam itu juga. 
Ibu tak henti-hentinya mengecek WhatsApp. Ibu sudah tak sabar melihat hasilnya. Selepas shalat Isya, kabar itupun datang. Berita dari Rumah Sakit mengabarkan bahwa Aira dinyatakan negatif terhadap covid. Serta merata ibu lakukan sujud syukur.
Ibu pun segera mengabarkan berita itu ke seluruh keluarga. Tidak ada lagi rasa khawatir pada sakit yang diderita Aira. 
Malam itu, hujan deras tak lagi mengkhawatirkan. Doa teriring atas kehadiran hujan malam itu. Semoga hujan yang turun membawa keberkahan yang banyak dan kesehatan untuk seluruh umat manusia.

*****



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cheese is The King, Chocolate is The Queen

Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog pada bulan Mei 2023 ini bertema tentang makanan favorit. Aku gak tahu harus mulai dari mana untuk berkisah tentang makanan favorit ku. Sejenak terbayang semua yang enak-enak yang pernah ku makan. Mulai dari jenis kue, biskuit, cake, roti, coklat, pasta, makanan dengan bahan baku daging sapi, daging ayam, ikan, dan makanan dengan bahan baku sayur-sayuran. Baiklah kita bahas satu per satu. 😊 Bakery dan Pastry Untuk jenis kue, ah kebetulan baru saja kita lebaran ya, kue kaasstengels menduduki urutan pertama. Sagu keju, nastar, dan kue kacang itu pun masuk dalam deretan favorit kue lebaran. Hmm, semua itu akan membuat berat badan kembali berat setelah berpuasa sebulan penuh.  Untuk jenis biskuit, aku tak bisa menolak tawaran biskuit coklat. Dulu, ketika SMP, aku selalu membeli biskuit dengan krim coklat di warung. Aku belajar dan mengerjakan PR sampai malam pun bisa betah di dalam kamar terus. Sampai ibuku heran dan baru paham kenapa aku

Mengenang Masa Kecil

Terkenang masa-masa kecilku Senangnya, aku s'lalu dimanja Apa yang kuminta selalu saja ada Dari mama, dari papa Cium pipiku dulu Saatku tiba berulang tahun Tak lupa hadiahku sepeda Ku pakai setelah selesai ku belajar Janji mama, janji papa Setelah kunaik kelas Ingin ku kembali Ke masa yang lalu Bahagianya dulu Waktu kecilku Ku dengar cerita Mama papa bilang Aku lincah lucu Waktu kecilku Aku suka bernyanyi. Lirik lagu Masa Kecilku itu memang membawa kita ke masa penuh kenangan. Masa kecil memang indah untuk dikenang. Yah, bagaimana tidak? PR dari sekolah tidak banyak. PR yang kusuka adalah PR menggambar. Satu-satunya buku bacaan anak adalah Bobo. Masih bebas main dengan teman sejak pulang sekolah sampai menjelang magrib. Mau main sendiri dengan boneka-boneka, main bola bekel, congklak pun asyik aja rasanya. Aku makin betah di rumah ketika bu De (kakak kandung ayahku) mengajariku membuat bunga dari kertas krep. Hal yang kuingat ketika menjelang sore adalah tukang bakso ya

Pengalaman yang Membawa Hikmah

Perjalanan hidup setiap orang tentunya tidak sama. Namun yang pasti, setiap orang akan ada ujiannya masing-masing yang akan membawa takdir hidupnya masing-masing. Ujian hidup itu merupakan tantangan untuk ditaklukkan dan pastinya memberi pengalaman batin dan menjadi moment pendewasaan. Seperti halnya tema ngeblog yang ditetapkan MGN untuk Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog untuk bulan September 2023 ini yang bertemakan Pengalaman Menghadapi Tantangan Hidup Terbesar. Tantangan ngeblog kali ini benar-benar tantangan bagiku. Sungguh sulit untuk memulainya. Beberapa kali telah siap menghadap layar iPad dan jemari sudah siap mengetikkan kata-kata, tapi bingung mau mulai dari mana. Dari serangkaian peristiwa yang kualami, sejenak sulit untuk memilih mana yang merupakan Tantangan Hidup Terbesar sesuai tema yang ditetapkan. Berulang kali juga merasakan sesak di dada ketika mengingat kembali masa-masa sulit itu. Namun akhirnya aku menyimpulkan satu hal yang menjadi