Obat batuk yang diberi Ibu tidak benar-benar menyembuhkan sakit yang diderita Aira. Bangun tidur pagi itu, Aira merasakan hidungnya tersumbat dan pilek yang mengganggu pernapasannya. Ibu makin cemas. Suara batuk Aira terdengar makin mengkhawatirkan. Ibu pun mulai waspada dengan kesehatannya sendiri dan anggota keluarga yang lain.
“Bu, kok Aira jadi pilek, ini. Obat yang dari ibu itu sudah habis.” Berkata Aira pada Ibu dengan suara yang parau.
“Lah, kamu kemarin kehujanan, kan? Padahal kemarin aja masih batuk. Kesehatanmu belum sehat betul, malah ketambahan dengan kehujanan,” ujar ibu.
“Ya, habis bagaimana, dong? Kemarin kalau tunggu hujan reda, Aira bisa pulang kemaleman. Sekarang aja masih gerimis gini,” jawab Aira beralasan. Dilihatnya langit masih tampak putih seperti kemarin sore. Hujan sejak kemarin belum juga selesai, seolah membayar hutang kepada bumi yang kepanasan dan kekeringan.
“Mungkin kamu perlu antibiotik, Ra,” ujar Ibu sambil berpikir.“tapi antibiotik hanya bisa dibeli dengan resep dokter.” Penjelasan Ibu pun disambut Aira dengan batuk-batuk.
“Nanti sore mau ke dokter?”
“Tapi kondisi pandemi begini, apa ada dokter yang mau terima pasien dengan gejala seperti covid begini, Bu?” tanya Aira bimbang.
“Hmm … iya juga, ya.” Ibu pun mulai bimbang dan berpikir bagaimana baiknya. “Coba ibu tanya teman Ibu yang dokter, ya.” ujar ibu sambil meraih gawainya di atas meja makan. Ibu berusaha untuk menghubungi dr. Puri, seorang dokter yang dikenalnya setahun lalu melalui seminar kesehatan di Kelurahan.
“Selamat siang, Dokter Puri. Ini Bu Rania. Saya mau tanya nih, Dok.”
“Selamat siang, Bu Rania. Iya Bu, mau tanya apa?”
“Anak saya sakit batuk pilek, sudah minum obat batuk seminggu ini, tapi belum sembuh juga. Saya pikir, dia perlu antibiotik. Tapi kok jadi dilema ya, Dok. Antibiotik ‘kan hanya bisa dibeli dengan resep dokter, tapi dengan kondisi pandemi begini, ‘kan enggak ada dokter THT yang mau terima pasien dengan sakit batuk pilek begitu?”
“Coba periksa ke dokter puskesmas saja, Bu.”
“O, mereka mau terima, ya, Dok?”
“Ya mau dong, Bu. Semoga lekas sembuh, ya.”
“Terima kasih, ya, Dokter Puri.”
“Sama-sama.”
Selama ini, Ibu selalu membawa keluarga yang sakit langsung ke rumah sakit dan menggunakan fasilitas dari asuransi. Kali ini, Ibu menjadi bingung. Di manakah puskesmas terdekat yang bisa didatangi? Apakah fasilitas asuransinya bisa digunakan di puskesmas?Ibu terdiam dan mencoba memikirkan cara terbaik untuk menyembuhkan Aira.
Komentar
Posting Komentar