Malam itu, salat tarawih diimami oleh seorang yang tak dikenal suaranya. Suara itu terdengar seperti seorang yang masih muda dan hafiz AlQuran. Makmum yang berada di saf muslimah tidak bisa melihat sosoknya karena tertutup layar hijab yang membentang cukup tinggi. Suara merdu sang Imam sungguh menyihir seluruh makmum. Keindahan alunan nada suaranya membuat betah untuk berlama-lama di dalam salat tarawih itu, meski ayat yang dibacakan cukup panjang.
Tanpa disadari, Nadira meneteskan air mata. Hati Nadira yang tersentuh itu seiring dengan ingatannya pada ayah dan ibunya yang telah meninggal sepulang dari ibadah haji dua tahun lalu. Dua tahun sudah, ia dan adiknya, Manda, telah menjadi yatim piatu. Kesedihan hatinya tiba-tiba saja merebak dan mengikis kekhusyukan salatnya. Tetesan air matanya menjadi tangisan tak bersuara di tengah salat tarawih itu. Seiring dengan ayat AlQuran yang dibacakan oleh Imam salat, Nadira menghanyutkan diri dalam doa dan mengadukan penat hatinya kepada Allah.
Usai salat tarawih, Nadira masih tenggelam dalam zikir dan doa. Manda tak berani mengusiknya. Ia biarkan kakaknya menyelesaikan doanya sambil menunggu di dekat pintu keluar masjid. Sementara jamaah masjid itu telah pulang satu per satu.
Taufik yang selalu bertugas untuk membersihkan masjid melihat Manda yang masih duduk di dekat pintu masjid.
“Kok belum pulang, Nda?” tanyanya. Manda menoleh demi mendengar tanya dari Taufik.
“Kakak belum selesai berdoa," jawab Manda.
“Bagaimana kabar kalian? Baik-baik saja, kan?” tanyanya penuh perhatian.
“Alhamdulillah, Kak. Kami baik-baik saja kok”.
Suasana masjid sudah tidak sepadat tadi. Nadira pun mendengar percakapan Taufik dan adiknya. Ia pun segera menyelesaikan doa dan zikirnya, kemudian melipat mukenanya. Ia beranjak dari duduknya dan berjalan menuju pintu keluar di mana Manda berada. Sepintas ia melihat lelaki soleh yang merupakan tetangganya itu berada di dekat Manda. Ia tundukkan wajahnya. Sedapat mungkin ia tutupi matanya yang sembab.
(bersambung)
#30dwc
#30dwcjilid35
#day2
Komentar
Posting Komentar