Langsung ke konten utama

Surat yang Terselip di Sebuah Novel (1)

Setelah berbuka puasa, Nadira bersiap untuk tarawih di masjid dalam kompleks perumahannya bersama adiknya, Manda. 
“Jangan lupa kunci pintunya," kata Nadira mengingatkan Manda.
Manda segera mengunci pintu rumah dan menyusul Nadira yang sudah berjalan duluan. Mereka berdua berjalan beriringan menuju masjid.
Di pertigaan jalan dekat masjid, Taufik berjalan dengan sarung dan pecinya. Ia melihat kakak beradik itu melintas di depannya. 
Nadira yang berjalan sambil menunduk tak tahu keberadaan Taufik yang kemudian berjalan di belakangnya. 
Manda yang mengetahui keberadaan Taufik hanya tersenyum dan mengangguk kecil, lalu melirik ke arah kakaknya. 
Taufik meletakkan telunjuknya di depan mulutnya seolah memberi kode pada Manda agar tidak perlu memberi tahu kepada Nadira. Mereka pun terus berjalan menuju masjid.

Anak-anak TK dan setingkat SD banyak berlari-larian di halaman masjid seusai buka puasa bersama tadi. 
“Kak Taufik … kak Taufik," teriak anak-anak itu demi melihat kedatangan Taufik. 
Nadira terkejut mendengarnya. Ia tak mengira bahwa laki-laki yang tengah mencoba mendekatinya itu ada di belakangnya. Manda pun menyenggol lengan Nadira dengan sikunya. 
“Sssttt…," desis Nadira sambil menggelengkan kepalanya. Ia tak mau terlihat terkejut atau salah tingkah di depan Taufik. 
Nadira pun terus berjalan ke arah syaf muslimah diikuti oleh Manda. 
Sementara Taufik menghampiri dan menyapa balik adik-adik yang menyapanya dan terus mengajak mereka untuk segera bersiap untuk mengikuti salat tarawih. 
Suara Taufik pun terdengar jelas di telinga Nadira. Tapi Nadira sedang enggan untuk melihat sekedar mengetahui bagaimana Taufik saat itu. Ia sedang ingin khusyu untuk salat tarawih malam itu. 
(bersambung)

#30dwc
#30dwcjilid35
#day1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman yang Membawa Hikmah

Perjalanan hidup setiap orang tentunya tidak sama. Namun yang pasti, setiap orang akan ada ujiannya masing-masing yang akan membawa takdir hidupnya masing-masing. Ujian hidup itu merupakan tantangan untuk ditaklukkan dan pastinya memberi pengalaman batin dan menjadi moment pendewasaan. Seperti halnya tema ngeblog yang ditetapkan MGN untuk Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog untuk bulan September 2023 ini yang bertemakan Pengalaman Menghadapi Tantangan Hidup Terbesar. Tantangan ngeblog kali ini benar-benar tantangan bagiku. Sungguh sulit untuk memulainya. Beberapa kali telah siap menghadap layar iPad dan jemari sudah siap mengetikkan kata-kata, tapi bingung mau mulai dari mana. Dari serangkaian peristiwa yang kualami, sejenak sulit untuk memilih mana yang merupakan Tantangan Hidup Terbesar sesuai tema yang ditetapkan. Berulang kali juga merasakan sesak di dada ketika mengingat kembali masa-masa sulit itu. Namun akhirnya aku menyimpulkan satu hal yang menjadi

Jelajah Dunia Kopi

Oktober datang, musim pun berganti menjelang. Angin berbisik lebih dingin, Menarik awan menggumpal tebal, Sebentar saja hujan pun tumpah, Gerimis hingga menderas, Nyamannya meringkuk dengan secangkir kopi panas. Awal bulan Oktober, grup MGN bukan hanya mengumumkan hasil tantangan bulan September, tetapi juga menyampaikan kabar tantangan bulan Oktober. Wah, kok tepat dengan suasana hujan dan ngopi sore ini. MGN menetapkan Tantangan Ngeblog Mamah Gajah Ngeblog bulan Oktober dengan tema Mamah dan Kopi. Hmm… mataku langsung melirik pada cangkir kopi di meja. Pikiran pun mengembara ke berbagai pengalaman tentang kopi yang pernah kucicipi.  Masa SMA adalah awal aku mencicipi kopi dan menjadi teman mengerjakan tugas sampai tengah malam. Namun suatu hari, ibuku melihatku minum kopi dan berkomentar bahwa lebih baik minum coklat panas daripada kopi. Hal itu karena coklat bisa menguatkan jantung, sedangkan kopi membuat jantung tidak sehat. Saat itu belum ada Google untuk mencari tah

Kreatif dengan Memanfaatkan Apa yang Ada di Sekitar

Hidup ini memang harus kita jalani apapun yang terjadi. Tidak mungkin kan, hidup harus di hentikan sesaat hanya karena apa yang harus kita jalani menemui kebuntuan. Selagi hidup masih berlangsung, kita masih perlu makan, minum, mandi, dan lain-lain. Setidaknya, kita masih perlu akan kebutuhan dasar. Oleh karena itulah, kita harus kreatif untuk mencari jawaban atas kebuntuan yang bisa jadi kita temui dalam hidup.  Kalau kita mengikuti kegiatan pramuka, tentu kita diajarkan tentang bertahan hidup dengan peralatan yang minim. Belajar hidup sederhana dan bisa memanfaatkan apa yang ada di sekitar. Dari situ, seorang pramuka akan siap menghadapi kondisi hidup sulit sekalipun.  Namun ternyata, kondisi tersebut pun dialami oleh anak-anak yang tinggal di pondok pesantren. Anak saya yang kedua telah memilih untuk melanjutkan sekolah tahap SMP nya di Pondok Pesantren Assalam Solo. Betapa suatu pilihan yang sulit bagi saya waktu itu, karena, dengan begitu, saya tidak lagi melihatnya bangun pagi da