Langsung ke konten utama

Surat yang Terselip di Sebuah Novel (5)

Suara adzan subuh telah berkumandang. Taufik mempersiapkan diri untuk pergi ke masjid. Sementara ibu masih belum selesai mencuci piring di dapur. 
“Bu, Taufik pamit ke masjid, ya. Assalamu’alaikum”.
“Ya. Wa’alaikum salaam," jawab ibu sambil terus menyelesaikan pekerjaannya.
“Fik! Bareng, Fik!” ujar ayah. “Buru-buru amat, sih. Tunggu ayah, dong!”
Taufik tersenyum sambil membenahi letak pecinya. 
“Berangkat dulu, bu. Assalamu’alaikum," pamit ayah pada ibu.
“Wa’alaikum salam," jawab ibu sambil tersenyum. 

Suara adzan masih berkumandang selama mereka berjalan menuju masjid. Di ujung jalan, Taufik melihat Manda melintas di jalan menuju masjid. Tak terlihat Nadira yang berjalan di dekat Manda. ‘Semoga dia sehat-sehat saja’, bisik hati Taufik.

Seusai ceramah subuh, jemaah pulang ke rumah masing-masing. Taufik masih tinggal di masjid untuk membantu Ustadz Hasan membersihkan masjid. 
Seseorang tengah berdiri di depan lemari perpustakaan masjid, dan sosok itu seolah dikenalinya. Taufik mendekat dan melihat bahwa itu adalah Manda. 
“Cari buku apa, Nda?" tanyanya pada Manda. Manda menoleh pada sumber suara itu dan kembali melihat-lihat buku di dalam rak lemari itu. 
“Novel, Kak," jawabnya singkat.
“Novel apa yang dicari?” tanya Taufik sambil melihat buku-buku di rak deretan lebih atas.
“Apa ajalah, Kak. Aku sedang perlu untuk belajar di kelas menulis fiksi." Manda menjelaskan maksudnya dan sedikit berharap mendapat bantuan dari Taufik. 
“Kakak punya novel bagus, tapi ada di rumah. Perlu sekarang banget atau nanti kita ketemu setelah tarawih?” tawaran Taufik menghentikan jemari Manda yang sedari tadi memilih-milih buku dalam rak itu.
“Hmm … boleh, Kak. Setelah tarawih, ya?” ujar Manda tersenyum lega. 
“Oke," jawab Taufik kemudian. Manda mengambil mukenanya dan hendak beranjak pulang. Namun langkahnya terhenti arena pertanyaan Taufik. “Nadira ke mana? Kok enggak datang subuhan?”.
“Biasa, kak. Dia lebih memilih subuhan di rumah. Dia kan pengganti ibu kalau di rumah," jawab Manda tertunduk. Hal itupun dipahami oleh Taufik. Ia pun teringat ibunya yang masih sibuk mencuci piring bertepatan dengan persiapannya ke masjid tadi. Namun dari percakapan itu, setidaknya, ia tak lagi khawatir karena orang yang dikasihinya dalam keadaan sehat-sehat saja.

#30dwc
#30dwcjilid35
#day5

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman yang Membawa Hikmah

Perjalanan hidup setiap orang tentunya tidak sama. Namun yang pasti, setiap orang akan ada ujiannya masing-masing yang akan membawa takdir hidupnya masing-masing. Ujian hidup itu merupakan tantangan untuk ditaklukkan dan pastinya memberi pengalaman batin dan menjadi moment pendewasaan. Seperti halnya tema ngeblog yang ditetapkan MGN untuk Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog untuk bulan September 2023 ini yang bertemakan Pengalaman Menghadapi Tantangan Hidup Terbesar. Tantangan ngeblog kali ini benar-benar tantangan bagiku. Sungguh sulit untuk memulainya. Beberapa kali telah siap menghadap layar iPad dan jemari sudah siap mengetikkan kata-kata, tapi bingung mau mulai dari mana. Dari serangkaian peristiwa yang kualami, sejenak sulit untuk memilih mana yang merupakan Tantangan Hidup Terbesar sesuai tema yang ditetapkan. Berulang kali juga merasakan sesak di dada ketika mengingat kembali masa-masa sulit itu. Namun akhirnya aku menyimpulkan satu hal yang menjadi

Jelajah Dunia Kopi

Oktober datang, musim pun berganti menjelang. Angin berbisik lebih dingin, Menarik awan menggumpal tebal, Sebentar saja hujan pun tumpah, Gerimis hingga menderas, Nyamannya meringkuk dengan secangkir kopi panas. Awal bulan Oktober, grup MGN bukan hanya mengumumkan hasil tantangan bulan September, tetapi juga menyampaikan kabar tantangan bulan Oktober. Wah, kok tepat dengan suasana hujan dan ngopi sore ini. MGN menetapkan Tantangan Ngeblog Mamah Gajah Ngeblog bulan Oktober dengan tema Mamah dan Kopi. Hmm… mataku langsung melirik pada cangkir kopi di meja. Pikiran pun mengembara ke berbagai pengalaman tentang kopi yang pernah kucicipi.  Masa SMA adalah awal aku mencicipi kopi dan menjadi teman mengerjakan tugas sampai tengah malam. Namun suatu hari, ibuku melihatku minum kopi dan berkomentar bahwa lebih baik minum coklat panas daripada kopi. Hal itu karena coklat bisa menguatkan jantung, sedangkan kopi membuat jantung tidak sehat. Saat itu belum ada Google untuk mencari tah

Kreatif dengan Memanfaatkan Apa yang Ada di Sekitar

Hidup ini memang harus kita jalani apapun yang terjadi. Tidak mungkin kan, hidup harus di hentikan sesaat hanya karena apa yang harus kita jalani menemui kebuntuan. Selagi hidup masih berlangsung, kita masih perlu makan, minum, mandi, dan lain-lain. Setidaknya, kita masih perlu akan kebutuhan dasar. Oleh karena itulah, kita harus kreatif untuk mencari jawaban atas kebuntuan yang bisa jadi kita temui dalam hidup.  Kalau kita mengikuti kegiatan pramuka, tentu kita diajarkan tentang bertahan hidup dengan peralatan yang minim. Belajar hidup sederhana dan bisa memanfaatkan apa yang ada di sekitar. Dari situ, seorang pramuka akan siap menghadapi kondisi hidup sulit sekalipun.  Namun ternyata, kondisi tersebut pun dialami oleh anak-anak yang tinggal di pondok pesantren. Anak saya yang kedua telah memilih untuk melanjutkan sekolah tahap SMP nya di Pondok Pesantren Assalam Solo. Betapa suatu pilihan yang sulit bagi saya waktu itu, karena, dengan begitu, saya tidak lagi melihatnya bangun pagi da