Jika kita bicara tentang perempuan, kita sering terjebak dengan topik pembicaraan mengenai tugas dan kewajiban perempuan sebagai istri dan ibu. Namun ada hal menarik lain yang bisa dibahas tentang perempuan, yaitu tentang peranannya di masyarakat. Sebagai bagian dari masyarakat, perempuan pun mempunyai hak dan kewajiban terhadap lingkungan sekitar. Posisi itu membuat perempuan bisa berbuat lebih untuk orang banyak dan bisa memberi arti pada nilai dirinya.
Kata emansipasi wanita yang menjadi tren melalui buku Habis Gelap Terbitlah Terang telah mempengaruhi perkembangan gerak perempuan Indonesia. RA. Kartini menunjukkan rasa gemasnya pada perlakuan lingkungannya terhadap kaum perempuan saat itu. Beliau mempunyai tanda tanya besar tentang peran dan kebebasan perempuan yang berbeda dengan kaum pria.
Semakin berkembangnya zaman, kini perempuan bisa ikut berperan di segala bidang. Di dunia pendidikan, perempuan bisa berperan sebagai guru dan mendidik bangsa. Di bidang kesehatan, perempuan bisa menjadi dokter, bidan, atau perawat. Sebagai tenaga medis, perempuan bisa ikut membantu masyarakat untuk menjaga dan mengedukasi masyarakat tentang kesehatan. Intinya, saat ini, perempuan sudah bisa bebas untuk menempatkan diri agar bisa ikut berperan aktif di tengah masyarakat.
Persoalan yang masih menjadi dilema bagi perempuan adalah jika dihadapkan sebuah pilihan. Perempuan di usia produktif umumnya akan menghadapi sebuah pilihan antara karier dan rumah tangga. Ada sebagian perempuan yang tetap mempertahankan pekerjaan dan kariernya meski ia harus memasuki kehidupan rumah tangga. Mereka harus melakukan banyak kompromi bersama pasangan hidupnya agar pekerjaan dan rumah tangga tetap berjalan dengan semestinya. Namun banyak juga perempuan yang memilih untuk melepaskan pekerjaannya demi bisa seutuhnya menjadi istri dan ibu yang baik bagi anak-anaknya. Semua pilihan itu tidak ada yang salah ataupun lebih benar.
Pada umumnya, perempuan akan lebih memprioritaskan rumah tangganya terlebih dahulu. Meskipun, tidak ada larangan bagi perempuan yang sudah menikah untuk terlibat dalam kegiatan di masyarakat. Oleh karena itu, biasanya perempuan akan memilih kegiatan yang bisa dikerjakan tanpa harus mengorbankan kepentingan rumah tangganya. Jika aktivitasnya memerlukan perhatian penuh, ia harus bisa berkoordinasi bersama orang-orang yang dipercayainya. Asisten rumah tangga, sopir, asisten pekerjaannya, dan teman sejawat harus ada dalam lingkaran kerja samanya. Dalam hal keberlangsungan aktivitas di rumah, pasangan hidupnya harus memiliki pengertian dan pikiran terbuka. Pikiran terbuka itu perlu untuk bisa menerima kenyataan bahwa istrinya memiliki peranan yang penting di masyarakat.
Kalaupun perempuan memilih untuk menjadi ibu rumah tangga, itu bukan berarti tidak perlu koordinasi bersama pasangan. Rumah tangga bukanlah sesuatu yang kecil. Pekerjaan rumah tangga tidak pernah ada kata selesai. Sebagai ibu rumah tangga, perempuan sudah akan sangat sibuk dengan pekerjaan di seputaran rumah saja. Oleh karena itu, ibu yang mempunyai anak-anak balita biasanya akan memerlukan asisten rumah tangga. Untuk bisa ikut berperan dalam masyarakat, ibu akan menyisihkan sebagian waktunya. Namun, ibu bisa juga menunggu hingga anak-anaknya sudah tidak terlalu tergantung lagi dengan dirinya.
Meski sebagai ibu rumah tangga, ibu sudah berperan dalam masyarakat. Sebenarnya ini hanyalah soal mind set. Ibu di rumah dengan segala pekerjaan rumahnya akan memastikan semua berjalan dengan baik. Dengan begitu, seluruh anggota keluarga bisa berperan di masyarakat sesuai peran dan fungsinya dengan baik.
#30dwc
#30dwcjilid34
#day27
#bersama
Komentar
Posting Komentar