Langsung ke konten utama

Rumput Tetangga Nampak Lebih Hijau

 
Orang Jawa bilang, hidup itu sawang sinawang. Maksudnya, kalau kita melihat (sawang) kehidupan orang lain, kita  melihat seolah kehidupan orang lain jauh lebih enak daripada kita. Demikian juga sebaliknya. Kalau menurut bahasa yang sering kita dengar, rumput tetangga nampak lebih hijau. 

Kita tidak pernah tahu kehidupan orang yang sebenarnya. Namun, kita cenderung cepat menilai dengan membandingkannya dengan kehidupan kita. Tindakan selanjutnya adalah mengeluh bahwa kehidupan kita tak seberuntung orang lain.

Pada tulisan ini, saya ingin menyoroti kehidupan seorang ibu rumah tangga dan ibu bekerja. Menurut pandangan seorang ibu rumah tangga, ibu bekerja memiliki kehidupan yang lebih enak. Ia bisa tampil rapi dan cantik setiap hari. Tampil bersih tanpa harus repot dengan segala hal yang harus dibersihkan di rumah. Ibu bekerja bisa bertemu dengan banyak orang dan jalan-jalan ke luar rumah bahkan ke luar negri. Ibu bekerja mempunyai penghasilan sendiri yang berarti bisa membeli sesuatu yang dimau tanpa ijin suami. 

Sementara itu, ibu bekerja memandang bahwa ibu rumah tangga memiliki kehidupan yang lebih nyaman. Ia memandang ibu rumah tangga bisa nyaman tinggal di rumah saja. Ibu rumah tangga bisa punya banyak waktu bersama anak-anak tanpa harus merasakan stres karena tumpukan pekerjaan di kantor. Ibu rumah tangga tak harus bersusah payah mengejar target pekerjaan, di awal bulan sudah ada gaji suami yang bisa dibelanjakan. 

Kalau masing-masing ditanya lebih lanjut, keluhannya pun akan bertambah. Masing-masing akan mengeluhkan bahwa kehidupan di pihaknyalah yang lebih berat dan melelahkan. Jika mereka dipertemukan dan saling mendengarkan kisahnya masing-masing, pastinya mereka akan merenung dan kemudian bisa bersyukur. 

Kalau kita mencari di mesin pencari dengan kata ‘keluhan Ibu rumah tangga’, kita akan jumpai banyak artikel yang membahas hal tersebut. Demikian juga sebaliknya, kita bisa mencari dengan kata ‘keluhan ibu bekerja’. Kita akan jumpai banyak artikel yang membahasnya pula. Jadi, bisa dikatakan bahwa setiap peranan punya tantangannya sendiri-sendiri. 
Betapa setiap kita mempunyai tugas dan peranannya sendiri-sendiri. Setiap kita mempunyai ujian hidupnya masing-masing. Dengan begitu, kita tidak semestinya banyak mengeluh atas kehidupan yang kita jalani. Sebaliknya, kita akan sudah sepantasnya menyukuri apapun yang ada pada kita. 

Kesibukan yang harus dihadapi adalah hal yang perlu disyukuri. Itu berarti kita masih memiliki arti dan peran untuk lingkungan kita. Apapun peranannya, setiap kita akan diminta pertanggungjawabannya. Jadi, kita tak perlu membandingkan kehidupan kita dengan orang lain. Akan lebih baik jika kita membandingkan diri kita dengan diri kita sebelumnya. Dengan begitu, kita bisa berhenti mengeluh dan mengganti keluhan menjadi rasa syukur yang lebih memberi aura positif. Aura positif itu akan menjadikan kita semakin baik dengan standar pada diri sendiri sebelumnya. 

“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. Dan Musa berkata: “Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”
Tentunya kita ingin agar segala nikmat yang sudah kita rasakan akan ditambah lagi oleh Allah. Usaha dan doa bisa saja dilakukan. Akan tetapi, jika kita hanya pandai mengeluh, bisa saja Allah tidak berkenan menambah nikmat dan rezeki kita. 

#30dwc
#30dwcjilid34
#day22
#keluh


  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman yang Membawa Hikmah

Perjalanan hidup setiap orang tentunya tidak sama. Namun yang pasti, setiap orang akan ada ujiannya masing-masing yang akan membawa takdir hidupnya masing-masing. Ujian hidup itu merupakan tantangan untuk ditaklukkan dan pastinya memberi pengalaman batin dan menjadi moment pendewasaan. Seperti halnya tema ngeblog yang ditetapkan MGN untuk Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog untuk bulan September 2023 ini yang bertemakan Pengalaman Menghadapi Tantangan Hidup Terbesar. Tantangan ngeblog kali ini benar-benar tantangan bagiku. Sungguh sulit untuk memulainya. Beberapa kali telah siap menghadap layar iPad dan jemari sudah siap mengetikkan kata-kata, tapi bingung mau mulai dari mana. Dari serangkaian peristiwa yang kualami, sejenak sulit untuk memilih mana yang merupakan Tantangan Hidup Terbesar sesuai tema yang ditetapkan. Berulang kali juga merasakan sesak di dada ketika mengingat kembali masa-masa sulit itu. Namun akhirnya aku menyimpulkan satu hal yang menjadi ...

Menulis Lagi

Gabung dengan berbagai komunitas itu membuat kita terlibat dengan banyak ragam aktifitas dan  memunculkan ide untuk aktifitas positif baru.  Salah satu komunitas yang kuikuti di facebook ialah ITB Motherhood, suatu group mamah-mamah alumni Institut Gajah di Bandung. Tidak terlalu aktif di dalam group tersebut, tapi kalau ada konten menarik bisa jadi akan urun komentar atau benar-benar akan terlibat di dalamnya.  Suatu malam, menjelang istirahat kusempatkan buka hp dan sesaat berhenti di suatu postingan tentang menulis di blog. Hmmmm menarik.  Ku buka blog ku ini.. ah , ternyata sudah sangat lama tak menulis disini meski kegiatan menulis masih saja berlanjut, tapi menulis di media lain.  Ku pikir, ini aktifitas yang bagus untuk menantang diri ku sendiri untuk disiplin menulis, dan juga melatih kemampuan ku dalam hal menulis.  Kalau kuingat mengapa dulu ingin punya blog adalah ingin punya tempat untuk curhat. Semacam diary pribadi yang biasanya menjadi rahasi...

Melanjutkan Pendidikan dengan Minat

Masa SD hingga SMA Ketika SD, ada kebiasaan kami untuk bertukar biodata. Kebiasaan tersebut menjadi sesuatu yang penting ketika menjelang kelulusan SD, karena, bisa jadi, kami tidak bertemu lagi di pendidikan selanjutnya. Bisa karena tidak satu sekolah yang sama atau pindah keluar kota. Salah satu point yang harus diisi adalah cita-cita.  Saat berusia 12 tahun, aku masih bingung untuk menetapkan cita-cita apa yang ingin ku raih. Karena itu, aku mengikuti pilihan teman-teman ku yang kebanyakan memilih sebagai insinyur pertanian, meski aku tak tahu bagaimana dan apa yang harus aku lakukan untuk meraihnya selain rajin belajar.  Ketika SMP, perhatian ku lebih banyak ke kegiatan ekstra kurikuler seperti pramuka, OSIS, dan pelajaran keterampilan pilihan yang bisa berganti-ganti di setiap semesternya. Hal itu membuat wawasan dan keterampilan ku menjadi beraneka di bidang bahasa, olah raga dan seni. Sementara minat khusus yang berhubungan dengan mata pelajaran belum muncul. Sekolah ku...