Persaingan dalam meraih prestasi itu biasa. Hal itu terjadi di mana saja. Mungkin kita masih ingat ketika kita duduk di bangku SD hingga SMA, bahkan hingga kuliah. Pastinya ada banyak peristiwa yang mencerminkan persaingan dalam mencapai prestasi. Atau mungkin juga persaingan untuk mendapatkan kekasih hati. Dalam persaingan itu, bisa saja kita yang memenangkannya, atau bisa jadi kita yang kalah. Akan tetapi, kekalahan yang dialami bisa kita lalui begitu saja dengan santai. Bahkan mungkin, kita akan mentertawakan kekalahan sendiri sebagai bentuk kesadaran bahwa kita memang kurang pantas untuk mendapatkan kemenangan itu.
Ketika kita memasuki dunia kerja, persaingan itu pun akan tetap ada. Bahkan bisa jadi, pihak perusahaan menciptakan suasana persaingan itu untuk meraih target yang sudah ditetapkan perusahaan. Persaingan itu biasanya disertai imbalan hadiah jika berhasil meraihnya. Hal ini akan banyak kita jumpai pada perusahaan yang bergerak di bidang pemasaran. Imbalan hadiah itu bisa berupa trip ke luar negeri, bonus komisi, atau berupa barang yang bisa menunjang produktivitas kerja.
Masing-masing karyawan perusahaan berhak untuk mengejar target demi mendapatkan imbalan yang ditawarkan. Bahkan, selain imbalan itu, semua berhak untuk mendapatkan promosi sebagai bentuk peningkatan karier. Laki-laki maupun perempuan mempunyai peluang yang sama untuk mengejar target itu. Di sini akan tampak siapa yang mempunyai etos kerja tinggi, sedang-sedang saja, atau rendah. Di sini pun akan tampak siapa yang peduli dan memanfaatkan potensi diri untuk meraih prestasi yang terbaik. Persaingan pun akan terasa dengan munculnya intrik dan gosip. Kondisi yang terjadi pun bisa jadi sangat meresahkan dan mengganggu suasana kerja. Intrik dan gosip itu sendiri muncul karena sikap iri pada orang yang fokus untuk berhasil meraih target. Alih-alih ikut mengejar ketinggalan, mereka lebih suka menilai dan mencari-cari kesalahan orang tersebut. Namun bisa juga, komentar yang muncul adalah ungkapan pembenaran diri untuk menutupi kegagalannya.
Di dunia kerja yang mayoritas adalah perempuan, intrik dan gosip yang terjadi bisa lebih hebat lagi. Segala asumsi yang dibuat bisa jadi bukan hanya terkait pekerjaan, tetapi memungkinkan untuk menyentuh ranah pribadi. Cara-cara itu memang sudah tak lagi merupakan sikap profesional. Akan tetapi, seperti itulah kenyataan yang terjadi. Persaingan yang dihadapi dengan sikap tidak profesional membuat orang kehilangan integritasnya.
Tentu kita berharap bahwa sesama perempuan bisa saling mendukung untuk berkiprah ke arah yang lebih baik. Namun kenyataannya, apa yang terjadi tak seindah harapan. Hilangnya empati pada sesama membuat pribadi seseorang itu menjadi egois. Sikap negatif seperti itu pun bisa menghilangkan citra baik yang sudah dibangun sebelumnya.
Kita harus ingat bahwa kita semua disekolahkan orang tua untuk bisa mandiri dan sukses. Dengan begitu, seperti halnya kemerdekaan, kesuksesan adalah hak semua orang. Laki-laki ataupun perempuan, berstatus menikah ataupun duda/janda. Bahkan seseorang yang tidak memiliki anggota tubuh yang lengkap atau cacat sekalipun berhak untuk mendapatkan kesuksesannya. Persaingan yang terjadi hendaklah disikapi dengan positif. Dengan begitu, suasana kerja yang kondusif bisa terwujud untuk mencapai kesuksesan bersama.
#30dwc
#30dwcjilid34
#day28
#hilang
Komentar
Posting Komentar