Langsung ke konten utama

Kesuksesan Adalah Hak Semua Orang

Persaingan dalam meraih prestasi itu biasa. Hal itu terjadi di mana saja. Mungkin kita masih ingat ketika kita duduk di bangku SD hingga SMA, bahkan hingga kuliah. Pastinya ada banyak peristiwa yang mencerminkan persaingan dalam mencapai prestasi. Atau mungkin juga persaingan untuk mendapatkan kekasih hati. Dalam persaingan itu, bisa saja kita yang memenangkannya, atau bisa jadi kita yang kalah. Akan tetapi, kekalahan yang dialami bisa kita lalui begitu saja dengan santai. Bahkan mungkin, kita akan mentertawakan kekalahan sendiri sebagai bentuk kesadaran bahwa kita memang kurang pantas untuk mendapatkan kemenangan itu. 

Ketika kita memasuki dunia kerja, persaingan itu pun akan tetap ada. Bahkan bisa jadi, pihak perusahaan menciptakan suasana persaingan itu untuk meraih target yang sudah ditetapkan perusahaan. Persaingan itu biasanya disertai imbalan hadiah jika berhasil meraihnya. Hal ini akan banyak kita jumpai pada perusahaan yang bergerak di bidang pemasaran. Imbalan hadiah itu bisa berupa trip ke luar negeri, bonus komisi, atau berupa barang yang bisa menunjang produktivitas kerja.

Masing-masing karyawan perusahaan berhak untuk mengejar target demi mendapatkan imbalan yang ditawarkan. Bahkan, selain imbalan itu, semua berhak untuk mendapatkan promosi sebagai bentuk peningkatan karier. Laki-laki maupun perempuan mempunyai peluang yang sama untuk mengejar target itu. Di sini akan tampak siapa yang mempunyai etos kerja tinggi, sedang-sedang saja, atau rendah. Di sini pun akan tampak siapa yang peduli dan memanfaatkan potensi diri untuk meraih prestasi yang terbaik. Persaingan pun akan terasa dengan munculnya intrik dan gosip. Kondisi yang terjadi pun bisa jadi sangat meresahkan dan mengganggu suasana kerja. Intrik dan gosip itu sendiri muncul karena sikap iri pada orang yang fokus untuk berhasil meraih target. Alih-alih ikut mengejar ketinggalan, mereka lebih suka menilai dan mencari-cari kesalahan orang tersebut. Namun bisa juga, komentar yang muncul adalah ungkapan pembenaran diri untuk menutupi kegagalannya. 
Di dunia kerja yang mayoritas adalah perempuan, intrik dan gosip yang terjadi bisa lebih hebat lagi. Segala asumsi yang dibuat bisa jadi bukan hanya terkait pekerjaan, tetapi memungkinkan untuk menyentuh ranah pribadi. Cara-cara itu memang sudah tak lagi merupakan sikap profesional. Akan tetapi, seperti itulah kenyataan yang terjadi. Persaingan yang dihadapi dengan sikap tidak profesional membuat orang kehilangan integritasnya.

Tentu kita berharap bahwa sesama perempuan bisa saling mendukung untuk berkiprah ke arah yang lebih baik. Namun kenyataannya, apa yang terjadi tak seindah harapan. Hilangnya empati pada sesama membuat pribadi seseorang itu menjadi egois. Sikap negatif seperti itu pun bisa menghilangkan citra baik yang sudah dibangun sebelumnya. 

Kita harus ingat bahwa kita semua disekolahkan orang tua untuk bisa mandiri dan sukses. Dengan begitu, seperti halnya kemerdekaan, kesuksesan adalah hak semua orang. Laki-laki ataupun perempuan, berstatus menikah ataupun duda/janda. Bahkan seseorang yang tidak memiliki anggota tubuh yang lengkap atau cacat sekalipun berhak untuk mendapatkan kesuksesannya. Persaingan yang terjadi hendaklah disikapi dengan positif. Dengan begitu, suasana kerja yang kondusif bisa terwujud untuk mencapai kesuksesan bersama.

#30dwc
#30dwcjilid34
#day28
#hilang


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman yang Membawa Hikmah

Perjalanan hidup setiap orang tentunya tidak sama. Namun yang pasti, setiap orang akan ada ujiannya masing-masing yang akan membawa takdir hidupnya masing-masing. Ujian hidup itu merupakan tantangan untuk ditaklukkan dan pastinya memberi pengalaman batin dan menjadi moment pendewasaan. Seperti halnya tema ngeblog yang ditetapkan MGN untuk Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog untuk bulan September 2023 ini yang bertemakan Pengalaman Menghadapi Tantangan Hidup Terbesar. Tantangan ngeblog kali ini benar-benar tantangan bagiku. Sungguh sulit untuk memulainya. Beberapa kali telah siap menghadap layar iPad dan jemari sudah siap mengetikkan kata-kata, tapi bingung mau mulai dari mana. Dari serangkaian peristiwa yang kualami, sejenak sulit untuk memilih mana yang merupakan Tantangan Hidup Terbesar sesuai tema yang ditetapkan. Berulang kali juga merasakan sesak di dada ketika mengingat kembali masa-masa sulit itu. Namun akhirnya aku menyimpulkan satu hal yang menjadi

Jelajah Dunia Kopi

Oktober datang, musim pun berganti menjelang. Angin berbisik lebih dingin, Menarik awan menggumpal tebal, Sebentar saja hujan pun tumpah, Gerimis hingga menderas, Nyamannya meringkuk dengan secangkir kopi panas. Awal bulan Oktober, grup MGN bukan hanya mengumumkan hasil tantangan bulan September, tetapi juga menyampaikan kabar tantangan bulan Oktober. Wah, kok tepat dengan suasana hujan dan ngopi sore ini. MGN menetapkan Tantangan Ngeblog Mamah Gajah Ngeblog bulan Oktober dengan tema Mamah dan Kopi. Hmm… mataku langsung melirik pada cangkir kopi di meja. Pikiran pun mengembara ke berbagai pengalaman tentang kopi yang pernah kucicipi.  Masa SMA adalah awal aku mencicipi kopi dan menjadi teman mengerjakan tugas sampai tengah malam. Namun suatu hari, ibuku melihatku minum kopi dan berkomentar bahwa lebih baik minum coklat panas daripada kopi. Hal itu karena coklat bisa menguatkan jantung, sedangkan kopi membuat jantung tidak sehat. Saat itu belum ada Google untuk mencari tah

Kreatif dengan Memanfaatkan Apa yang Ada di Sekitar

Hidup ini memang harus kita jalani apapun yang terjadi. Tidak mungkin kan, hidup harus di hentikan sesaat hanya karena apa yang harus kita jalani menemui kebuntuan. Selagi hidup masih berlangsung, kita masih perlu makan, minum, mandi, dan lain-lain. Setidaknya, kita masih perlu akan kebutuhan dasar. Oleh karena itulah, kita harus kreatif untuk mencari jawaban atas kebuntuan yang bisa jadi kita temui dalam hidup.  Kalau kita mengikuti kegiatan pramuka, tentu kita diajarkan tentang bertahan hidup dengan peralatan yang minim. Belajar hidup sederhana dan bisa memanfaatkan apa yang ada di sekitar. Dari situ, seorang pramuka akan siap menghadapi kondisi hidup sulit sekalipun.  Namun ternyata, kondisi tersebut pun dialami oleh anak-anak yang tinggal di pondok pesantren. Anak saya yang kedua telah memilih untuk melanjutkan sekolah tahap SMP nya di Pondok Pesantren Assalam Solo. Betapa suatu pilihan yang sulit bagi saya waktu itu, karena, dengan begitu, saya tidak lagi melihatnya bangun pagi da