Langsung ke konten utama

Ibu Tunggal di Masyarakat Patriarki

Menurut Sager dkk (dalam Duval & Miller, 1985), orangtua tunggal (single parent) adalah orangtua yang memelihara dan membesarkan anak-anaknya tanpa kehadiran dan dukungan dari pasangannya. Terdapat berbagai alasan mengapa seseorang menjadi orang tua tunggal. Ada orang tua tunggal karena perceraian, ditinggal pergi pasangan, dan pasangan hidup yang meninggal. Ada juga yang disebut dengan single by choice, yaitu yang memutuskan untuk membesarkan anaknya sendiri meski tanpa pernikahan. Dalam hal single by choice, bisa jadi, anaknya adalah anak kandung atau anak adopsi. Apapun latar belakang yang membuat seseorang menjadi single parent, mereka harus menjalankan peran ganda. Peran tersebut adalah peran sebagai ayah dan ibu bagi anak-anaknya. 

Pada keluarga normal, sebuah keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Masing-masing anggota keluarga mempunyai peran dan tanggung jawab. Namun pada single parent, peran ayah dan ibu harus dijalankan oleh salah satu pihak saja. Hal itu tentu saja tidak mudah dan memerlukan perjuangan tersendiri. 

Secara persentase, single mom lebih banyak daripada single father. Secara persentase pula, single mom karena perceraian memiliki peringkat teratas. Sebuah penelitian  menyatakan bahwa salah satu faktor penyebab banyaknya ibu tunggal di Indonesia adalah perceraian. Data BPS mengonfirmasi penelitian itu. Pada 2015 saja, BPS mencatat terdapat lebih dari 345 ribu kasus talak dan cerai di Indonesia.

Kondisi sosial dan finansial single father, umumnya, tidak terlalu bermasalah. Di kehidupan masyarakat patriarki, single mom memiliki permasalahan yang lebih kompleks. Secara finansial, kebanyakan single mom berada pada kondisi ekonomi yang tidak baik. Data BPS pada 2018 yang dikutip dari Harian Kompas edisi 3 Agustus 2020 menunjukan bahwa  42,57 persen single mom tidak punya ijazah. Jumlah paling besar berada di Nusa Tenggara Barat, Aceh, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sulawesi Selatan, dan Jawa Timur. Kemudian sebanyak 26,19 persen berpendidikan sampai Sekolah Dasar (SD), 10,69 persen berpendidikan sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 20,55 persen hingga Sekolah Menegah Atas (SMA) ke atas.


Pola masyarakat patriarki membuat perempuan yang berstatus single mom dianggap tidak ada. Hal yang sering dikisahkan para single mom yang tergabung dalam komunitas Facebook Single Moms Indonesia Groups adalah posisinya tidak dianggap sebagai wali murid atas anaknya. Tentunya hal itu sangat menyulitkan para single moms by choice. Mereka telah memutuskan untuk tetap mengasuh dan membesarkan anaknya tanpa perkawinan. Secara aturan negara maupun agama, pada kondisi demikian, ibu adalah satu-satunya wali atas anaknya. Namun, pihak sekolah tetap berkeras agar wali murid si anak adalah bapak dari si anak. 

(Bersambung)

#30dwc
#30dwcjilid34
#day20
 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenang Masa Kecil

Terkenang masa-masa kecilku Senangnya, aku s'lalu dimanja Apa yang kuminta selalu saja ada Dari mama, dari papa Cium pipiku dulu Saatku tiba berulang tahun Tak lupa hadiahku sepeda Ku pakai setelah selesai ku belajar Janji mama, janji papa Setelah kunaik kelas Ingin ku kembali Ke masa yang lalu Bahagianya dulu Waktu kecilku Ku dengar cerita Mama papa bilang Aku lincah lucu Waktu kecilku Aku suka bernyanyi. Lirik lagu Masa Kecilku itu memang membawa kita ke masa penuh kenangan. Masa kecil memang indah untuk dikenang. Yah, bagaimana tidak? PR dari sekolah tidak banyak. PR yang kusuka adalah PR menggambar. Satu-satunya buku bacaan anak adalah Bobo. Masih bebas main dengan teman sejak pulang sekolah sampai menjelang magrib. Mau main sendiri dengan boneka-boneka, main bola bekel, congklak pun asyik aja rasanya. Aku makin betah di rumah ketika bu De (kakak kandung ayahku) mengajariku membuat bunga dari kertas krep. Hal yang kuingat ketika menjelang sore adalah tukang bakso ya

Pengalaman yang Membawa Hikmah

Perjalanan hidup setiap orang tentunya tidak sama. Namun yang pasti, setiap orang akan ada ujiannya masing-masing yang akan membawa takdir hidupnya masing-masing. Ujian hidup itu merupakan tantangan untuk ditaklukkan dan pastinya memberi pengalaman batin dan menjadi moment pendewasaan. Seperti halnya tema ngeblog yang ditetapkan MGN untuk Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog untuk bulan September 2023 ini yang bertemakan Pengalaman Menghadapi Tantangan Hidup Terbesar. Tantangan ngeblog kali ini benar-benar tantangan bagiku. Sungguh sulit untuk memulainya. Beberapa kali telah siap menghadap layar iPad dan jemari sudah siap mengetikkan kata-kata, tapi bingung mau mulai dari mana. Dari serangkaian peristiwa yang kualami, sejenak sulit untuk memilih mana yang merupakan Tantangan Hidup Terbesar sesuai tema yang ditetapkan. Berulang kali juga merasakan sesak di dada ketika mengingat kembali masa-masa sulit itu. Namun akhirnya aku menyimpulkan satu hal yang menjadi

Impian yang Tertuang dalam Wish Lish

Kalau ditanya soal keinginan, hal itu bisa tidak ada batasnya. Yah, namanya juga manusia. Pastinya punya banyak keinginan yang realistis maupun yang tidak. Mungkin ada yang ingin menjadi Barbie, atau ingin menjadi seperti Superman? Yah, itu mungkin saja, tetapi kan jadi terlalu berkhayal, ya. Eh, tapi ternyata ada ya seorang perempuan yang sangat ingin menjadi Barbie. Ia pun menjalani operasi berulang kali untuk mendapatkan wajah dan bentuk tubuh seperti Barbie. Atau ada juga yang sangat ingin menjadi Angelina Jolie. Ah dunia ini memang selalu ada saja yang aneh-aneh. Keinginan bisa menjadi motivasi untuk aktivitas kerja yang lebih produktif. Aku sering mengikuti training motivasi yang mengarahkan untuk menuliskan keinginan yang ingin dicapai. Penetapan keinginan itu biasanya disesuaikan dengan ukuran SMART ( Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound goals ). Intinya, keinginan yang ingin diwujudkan haruslah sejelas-jelasnya, dan dapat diperkirakan juga secara nilai yang